Restartid.com – Ketika TikTok sempat terancam dilarang di Amerika Serikat (AS), banyak warganya beralih ke aplikasi alternatif serupa, RedNote, yang juga dikenal dengan nama Xiaohongshu dalam bahasa Mandarin. Migrasi ini sempat membuat RedNote menjadi salah satu aplikasi yang paling banyak diunduh dan digunakan. Namun, pasca larangan TikTok ditangguhkan, popularitas RedNote perlahan memudar di Negeri Paman Sam.
Lonjakan Pengguna RedNote Ketika TikTok Terancam
Larangan TikTok di AS yang diumumkan sebelumnya membuat RedNote menjadi alternatif pilihan. Dengan fitur berbasis video pendek yang menyerupai TikTok, aplikasi ini menarik minat banyak pengguna.
- RedNote mencatat 32 juta pengguna aktif harian di AS pada puncak popularitasnya, menjadikannya aplikasi nomor satu di toko aplikasi.
- Berdasarkan data Similarweb, pengguna aktif harian RedNote meningkat hingga 133,8%, hanya beberapa hari setelah larangan TikTok diumumkan. Pada 16 Januari, RedNote mencapai 3,4 juta pengguna aktif harian di perangkat iOS dan Android di AS.
Namun, larangan TikTok yang akhirnya ditangguhkan oleh pemerintahan AS mengubah tren tersebut. Jumlah pengguna harian RedNote dilaporkan turun hingga 54% hanya dalam satu minggu setelah TikTok kembali mendapatkan akses di AS.
Kritik terhadap Larangan TikTok dan Pengaruhnya
Meskipun larangan TikTok awalnya ditujukan untuk alasan keamanan nasional, banyak warga AS justru merasa skeptis. Pengguna menolak beralih ke aplikasi alternatif seperti Instagram Reels yang dianggap sebagai upaya Meta untuk mengambil keuntungan dari kondisi ini.
- Isu privasi: Warga AS menganggap tindakan Meta lebih meresahkan dibandingkan potensi ancaman keamanan TikTok. Kasus pelanggaran privasi yang melibatkan Meta telah menjadi rahasia umum.
- Sebelum larangan TikTok pada 19 Januari, aplikasi ini justru mencatat rekor tertinggi dengan 106,8 juta pengguna harian di AS selama satu tahun terakhir.
Dampak Pertukaran Budaya melalui RedNote
Meski popularitasnya di AS menurun, RedNote sempat membawa dampak unik pada penggunanya. Para kreator mulai menjelajahi budaya Tiongkok, yang mendorong pertukaran informasi lintas budaya antara pengguna AS dan Tiongkok.
Namun, ada beberapa hambatan yang menghalangi RedNote untuk bertahan sebagai aplikasi teratas di AS:
- Bahasa: RedNote yang menggunakan antarmuka dalam bahasa Mandarin membuat banyak pengguna merasa kesulitan. Penggunaan aplikasi penerjemah melonjak 216% selama periode popularitas RedNote, tetapi mempelajari bahasa baru tetap menjadi tantangan besar.
- Fokus Pasar: Berbeda dengan TikTok yang menargetkan pasar global, RedNote lebih berfokus pada pasar lokal di Tiongkok, sehingga kurang menarik perhatian audiens internasional dalam jangka panjang.
TikTok Tetap Tak Tergantikan
Kembalinya akses TikTok di AS menegaskan posisinya sebagai platform utama berbasis video pendek di negara tersebut. Dengan fitur-fitur yang mudah diakses dan komunitas yang luas, TikTok masih menjadi pilihan utama pengguna, bahkan di tengah isu geopolitik yang melibatkannya. Sementara itu, keberadaan RedNote sebagai alternatif hanya menjadi fenomena sesaat.
Pada akhirnya, popularitas aplikasi seperti RedNote di pasar internasional, termasuk AS, akan bergantung pada kemampuannya untuk beradaptasi dengan kebutuhan lokal sekaligus memberikan pengalaman pengguna yang memadai, terutama dalam aspek bahasa dan dukungan global.