Restartid.com – Elon Musk kembali membuat gebrakan dengan mengumumkan niatnya untuk membeli OpenAI secara keseluruhan. Tawaran fantastis hampir $97,4 miliar atau setara Rp 1.500 triliun itu ia ungkapkan secara terbuka. Namun, CEO OpenAI, Sam Altman, menolak mentah-mentah tawaran tersebut, bahkan menuding Musk memiliki motif tersembunyi di balik aksinya.
Altman: Musk Ingin Menghambat OpenAI
Dalam responsnya di media sosial X/Twitter, Sam Altman menyatakan bahwa Elon Musk justru ingin memperlambat perkembangan OpenAI. Ia juga menegaskan bahwa Musk kini adalah pesaing langsung di industri kecerdasan buatan (AI), meskipun keduanya pernah bekerja sama mendirikan OpenAI pada 2015.
Altman bahkan mengklaim bahwa tidak ada komunikasi resmi dari pihak Musk mengenai tawaran akuisisi tersebut. Ia mengetahui informasi itu hanya dari pemberitaan media.
“Dia telah mengumpulkan banyak dana untuk perusahaan AI-nya, xAI, dan mereka sedang berusaha menyaingi kami dalam teknologi,” ujar Altman saat menghadiri AI Action Summit di Paris pada Selasa (12/2/2025), mengutip dari TechCrunch.
Tidak hanya menolak tawaran Musk, Altman juga melontarkan sindiran tajam, menyebut pendiri Tesla dan SpaceX itu sebagai sosok yang didorong oleh rasa tidak aman.
“Saya rasa seluruh hidup (Elon Musk) dilandasi oleh rasa tidak aman… Saya rasa dia tidak bahagia,” kata Altman.
Pernyataan ini menunjukkan betapa panasnya persaingan antara OpenAI dan xAI, perusahaan AI yang didirikan Musk. xAI sendiri tengah mengembangkan model AI pesaing ChatGPT, yakni Grok, yang terintegrasi dengan platform X.
OpenAI Ekspansi ke Jerman di Tengah Tawaran Musk
Di tengah rumor akuisisi ini, OpenAI justru melanjutkan ekspansi globalnya dengan membuka kantor baru di Munich, Jerman. Ini menjadi cabang keempat OpenAI di Eropa setelah Paris, Brussels, dan Dublin.
Ekspansi ini bertujuan untuk merekrut talenta di berbagai bidang, termasuk pemasaran, urusan global, dan komunikasi. Meskipun jumlah posisi yang dibuka belum diumumkan, kehadiran OpenAI di Jerman menunjukkan ambisi mereka untuk memperkuat dominasi di pasar Eropa.
Sejak 2023, OpenAI sudah berdiskusi dengan pejabat Jerman mengenai rencana pendirian kantor cabang ini. Jerman sendiri merupakan pasar terbesar OpenAI di Eropa, dengan jumlah pengguna aktif yang signifikan, baik dari pelanggan berbayar maupun pengembang API yang memanfaatkan teknologi OpenAI.
Musk vs OpenAI: Persaingan AI yang Semakin Panas
Ketegangan antara Elon Musk dan OpenAI bukanlah hal baru. Musk, yang pernah menjadi salah satu pendiri OpenAI, memutuskan hengkang pada 2018 setelah berselisih soal arah pengembangan perusahaan. Sejak saat itu, ia sering mengkritik OpenAI, terutama setelah perusahaan tersebut beralih ke model bisnis komersial dan menggandeng Microsoft sebagai mitra strategis.
Sementara itu, Musk mendirikan xAI untuk mengembangkan AI dengan pendekatan yang lebih transparan. Dalam berbagai kesempatan, ia menuduh OpenAI telah menyimpang dari tujuan awalnya dan menjadi terlalu tertutup serta terlalu dekat dengan Microsoft.
Dengan semakin panasnya persaingan di industri AI, langkah OpenAI menolak tawaran Musk bukan hanya soal bisnis, tetapi juga strategi mempertahankan dominasi mereka di pasar yang semakin kompetitif.