Berita  

Perbedaan Fintech Syariah dan Konvensional, Mana yang Lebih Sesuai?

Fintech Syariah vs Konvensional, Pilih yang Tepat untuk Kebutuhan Finansial Anda

Perbedaan Fintech Syariah dan Konvensional, Mana yang Lebih Sesuai?
Perbedaan Fintech Syariah dan Konvensional

Restartid.com – Seiring dengan perkembangan teknologi keuangan, Financial Technology (Fintech) tidak hanya hadir dalam sistem keuangan konvensional tetapi juga merambah ke sektor keuangan syariah. Baik fintech syariah maupun konvensional menawarkan layanan pembiayaan bagi individu maupun pelaku usaha yang membutuhkan dana tambahan.

Namun, meskipun memiliki tujuan yang sama, ada perbedaan mendasar antara fintech syariah dan konvensional, terutama dalam aspek sistem akad, bunga, risiko, dan ketersediaan pinjaman.

Bagi Anda yang ingin mengajukan pinjaman, memahami perbedaan ini sangat penting agar bisa memilih layanan yang sesuai dengan kebutuhan dan prinsip keuangan yang diinginkan.

1. Perbedaan Suku Bunga dan Sistem Akad

πŸ“Œ Fintech Konvensional:
Dalam sistem konvensional, kredit diberikan berdasarkan akad pinjaman, di mana nasabah wajib mengembalikan pinjaman berserta bunga yang telah ditentukan. Besarnya bunga ditetapkan oleh penyedia layanan fintech, tergantung pada jumlah pinjaman dan kebijakan perusahaan.

πŸ“Œ Fintech Syariah:
Dalam sistem syariah, bunga tidak diperbolehkan karena mengandung unsur riba. Sebagai gantinya, pembiayaan dilakukan dengan akad syariah seperti:
βœ… Murabahah (jual beli) β†’ Fintech membeli barang yang diinginkan nasabah, kemudian menjualnya kembali dengan margin keuntungan yang telah disepakati.
βœ… Ijarah wa Iqtina (sewa beli) β†’ Fintech membeli barang, lalu menyewakannya kepada nasabah dalam jangka waktu tertentu hingga akhirnya bisa dimiliki.
βœ… Musyarakah Mutanaqishah (kemitraan kepemilikan) β†’ Fintech dan nasabah bersama-sama menanam modal untuk membeli aset, yang kemudian bisa dimiliki sepenuhnya oleh nasabah secara bertahap.

πŸ’‘ Kesimpulan:
Fintech konvensional menggunakan sistem bunga yang terus berjalan, sedangkan fintech syariah menggunakan akad berbasis jual beli atau kemitraan yang bebas riba.

2. Perbedaan Risiko dan Cicilan

πŸ“Œ Fintech Konvensional:
Dalam sistem konvensional, nasabah menanggung sepenuhnya risiko pinjaman. Jika mengalami kesulitan dalam membayar cicilan, nasabah akan dikenakan denda atau bahkan menghadapi risiko penyitaan aset.

πŸ“Œ Fintech Syariah:
Sistem syariah mengedepankan konsep berbagi risiko antara fintech dan nasabah. Dengan adanya sistem kemitraan, risiko tidak hanya ditanggung oleh nasabah tetapi juga oleh penyedia layanan.

πŸ’‘ Kesimpulan:
Pada fintech syariah, risiko tidak hanya dibebankan kepada peminjam, sehingga lebih adil dibandingkan fintech konvensional yang sepenuhnya menyerahkan tanggung jawab kepada nasabah.

3. Ketersediaan Pinjaman dan Tujuan Penggunaan

πŸ“Œ Fintech Konvensional:

  • Proses pengajuan cukup mudah dengan persyaratan dokumen seperti KTP dan bukti penghasilan.
  • Dana pinjaman bervariasi antara Rp5 juta hingga Rp250 juta tergantung kebijakan fintech.
  • Dana pinjaman bisa digunakan untuk berbagai kebutuhan, termasuk konsumsi pribadi atau modal usaha.

πŸ“Œ Fintech Syariah:

  • Persyaratan pengajuan mirip dengan fintech konvensional.
  • Pinjaman biasanya disesuaikan dengan kebutuhan tertentu, seperti pendidikan, perjalanan ibadah haji dan umroh, atau modal usaha berbasis syariah.

πŸ’‘ Kesimpulan:
Fintech konvensional lebih fleksibel dalam penggunaan dana, sementara fintech syariah lebih spesifik dalam penyaluran pembiayaan yang sesuai dengan prinsip syariah.

Kesimpulan: Mana yang Lebih Baik?

βœ… Jika Anda mengutamakan kemudahan dan fleksibilitas, fintech konvensional bisa menjadi pilihan karena menawarkan dana pinjaman dengan syarat yang lebih longgar.
βœ… Jika Anda ingin menghindari riba dan mengedepankan prinsip syariah, fintech syariah lebih cocok karena menawarkan pembiayaan berbasis akad yang transparan dan adil.

Memahami perbedaan antara fintech syariah dan konvensional akan membantu Anda dalam memilih layanan finansial yang sesuai dengan kebutuhan dan prinsip keuangan yang dianut. 🎯