Restartid.com – Apple baru saja melaporkan kinerja keuangan mereka untuk kuartal terakhir tahun 2024 yang berakhir pada 31 Desember 2024. Meskipun penjualan iPhone mengalami penurunan, pendapatan keseluruhan perusahaan justru mencetak rekor tertinggi dalam sejarahnya.
CEO Apple, Tim Cook, mengungkapkan bahwa pendapatan Apple naik 4% dibandingkan tahun sebelumnya, mencapai USD 124,3 miliar pada kuartal IV (Q4) 2024. Angka ini menjadikan kuartal tersebut sebagai periode dengan pendapatan tertinggi yang pernah dicapai Apple.
Namun, meski mencetak rekor pendapatan, Apple tetap menghadapi tantangan besar, terutama di segmen penjualan iPhone yang mengalami tekanan di beberapa pasar utama, termasuk China dan Indonesia.
Penjualan iPhone di China Anjlok 12,6%
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Apple pada Q4 2024 adalah penurunan penjualan iPhone di China.
Menurut laporan firma riset Counterpoint, penjualan iPhone di China turun 12,6% secara tahunan (YoY).
Dalam laporan keuangan yang dipaparkan, Cook menyebut bahwa pendapatan Apple dari penjualan iPhone di Q4 2024 mencapai USD 69,1 miliar. Namun, angka ini masih lebih rendah dibandingkan Q4 2023, di mana Apple mencatat pendapatan iPhone sebesar USD 69,7 miliar.
Di pasar China, pendapatan Apple juga mengalami kontraksi. Pada Q4 2024, Apple hanya membukukan USD 18,5 miliar, turun dari USD 20,8 miliar pada tahun sebelumnya.
Faktor utama penurunan penjualan iPhone di China:
- Persaingan Ketat dengan Brand Lokal – Merek lokal seperti Huawei dan Xiaomi semakin menguasai pasar China dengan teknologi dan fitur yang kompetitif.
- Larangan Penggunaan iPhone di Instansi Pemerintah China – Pemerintah China membatasi penggunaan perangkat Apple di beberapa lingkungan kerja, yang turut memengaruhi penjualan.
- Perubahan Preferensi Konsumen – Konsumen di China mulai beralih ke perangkat Android flagship lokal yang menawarkan spesifikasi tinggi dengan harga lebih kompetitif.
Indonesia: iPhone 16 Terhalang Regulasi
Di Indonesia, Apple juga menghadapi tantangan serius. Seri iPhone 16 terbaru hingga kini belum bisa dipasarkan secara resmi, karena masih terkendala regulasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
Akibatnya, konsumen di Indonesia hanya bisa membeli seri iPhone lawas secara resmi, yang tentu saja berdampak pada performa penjualan Apple di Tanah Air.
Produk Apple Lainnya Justru Tumbuh Signifikan
Meski penjualan iPhone mengalami tekanan, produk Apple lainnya justru mencatat pertumbuhan yang signifikan.
1. Penjualan Mac Naik 15,3%
Apple mencatat peningkatan pendapatan di segmen Mac yang naik dari USD 7,8 miliar di Q4 2023 menjadi USD 9 miliar di Q4 2024.
Peningkatan ini didorong oleh minat terhadap MacBook dengan chip M3 terbaru, yang menawarkan peningkatan performa dan efisiensi daya lebih baik dibanding generasi sebelumnya.
2. Permintaan iPad Meningkat Tajam
Penjualan iPad juga mengalami lonjakan 15% secara tahunan (YoY), terutama berkat tingginya permintaan terhadap iPad Air dan iPad standar.
Apple berhasil menarik lebih banyak pengguna dengan menghadirkan iPad dengan performa lebih baik, daya tahan baterai lebih lama, serta fitur yang lebih mendukung produktivitas dan hiburan.
Proyeksi Apple untuk Kuartal Berikutnya
Melihat tren pertumbuhan ini, Apple menargetkan pertumbuhan pendapatan “single digit” pada kuartal yang berakhir Maret 2025, dengan margin kotor antara 46,5% hingga 47,5%.
Meskipun menghadapi tantangan di segmen iPhone, Apple terus memperluas bisnisnya di berbagai lini produk dan layanan digital. Diversifikasi produk dan strategi layanan berlangganan (subscription-based services) menjadi kunci utama pertumbuhan perusahaan ke depan.