Berita  

Liang Wenfeng, Sosok di Balik Kesuksesan DeepSeek yang Mengguncang Dunia AI

Liang Wenfeng, Sosok di Balik Kesuksesan DeepSeek yang Mengguncang Dunia AI
Liang Wenfeng (kanan) via CGTN

Restartid.com – Dunia teknologi tengah dihebohkan oleh DeepSeek, sebuah laboratorium kecerdasan buatan (AI) asal Tiongkok yang berhasil merajai unduhan di App Store dan Google Play dalam pekan ini. Keberhasilannya bahkan menempatkan DeepSeek di posisi teratas, mengalahkan dominasi ChatGPT dari OpenAI. Namun, siapa sebenarnya sosok di balik fenomena ini? Dialah Liang Wenfeng, pendiri DeepSeek yang kini menjadi perbincangan global.

Liang Wenfeng: Inovator AI yang Mengubah Peta Persaingan Global

Liang Wenfeng, pria berusia 39 tahun asal Guangdong, Tiongkok, kini dikenal sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh di industri AI. Di bawah kepemimpinannya, DeepSeek tidak hanya menantang raksasa teknologi Barat, tetapi juga mengguncang pasar saham global dengan peluncuran model AI terbarunya.

Keberhasilan DeepSeek membuktikan bahwa industri teknologi Tiongkok semakin mendekati – bahkan berpotensi melampaui – Amerika Serikat dalam hal pengembangan kecerdasan buatan. Hal ini semakin menguatkan ambisi Tiongkok untuk menutup kesenjangan teknologi dengan Barat.

Liang sendiri dikenal sebagai sosok yang jarang muncul di hadapan publik. Namun, statusnya sebagai pemimpin revolusi AI Tiongkok semakin diperkuat saat ia diundang ke simposium tertutup yang dipimpin Perdana Menteri Tiongkok, Li Qiang, pada 20 Januari lalu. Dalam forum eksklusif ini, ia berdiskusi dengan pejabat tinggi serta pemimpin bisnis terkait masa depan industri kecerdasan buatan.

DeepSeek-R1: AI Efisien yang Mengalahkan OpenAI dan Google DeepMind

Model terbaru DeepSeek, yakni DeepSeek-R1, mencuri perhatian dunia berkat efisiensi dan efektivitas biaya yang jauh lebih unggul dibandingkan pesaingnya, seperti OpenAI dan Google DeepMind. Model ini membuktikan bahwa AI buatan Tiongkok tidak lagi hanya sekadar meniru, tetapi mampu menghadirkan inovasi yang orisinal.

Dalam sebuah wawancara langka dengan media Tiongkok, Waves, pada 2024, Liang mengatakan:

“AI Tiongkok tidak bisa selamanya berada di posisi pengekor. Kita sering mengatakan ada kesenjangan satu atau dua tahun antara AI Tiongkok dan AS, tetapi kesenjangan yang sebenarnya adalah perbedaan antara orisinalitas dan imitasi.”

Pernyataan ini menegaskan ambisinya untuk menjadikan Tiongkok sebagai pemimpin dalam dunia kecerdasan buatan, bukan sekadar pengikut dari inovasi Barat.

Keunggulan DeepSeek-R1 bukan hanya pada aspek teknologinya, tetapi juga dalam pendekatannya yang berbasis open-source. Dengan model ini, pengembang dari seluruh dunia dapat menggunakan dan memodifikasi teknologi AI DeepSeek, menjadikannya lebih fleksibel dibandingkan pesaingnya yang cenderung membatasi akses terhadap teknologi mereka.

Dari Dunia Keuangan ke Revolusi AI

Perjalanan Liang Wenfeng menuju dunia kecerdasan buatan sebenarnya cukup unik. Ia menempuh pendidikan di Universitas Zhejiang, mengambil jurusan teknik elektronik dan komunikasi, sebelum akhirnya meraih gelar master di bidang Teknik Informasi dan Komunikasi pada 2010.

Sebelum mendirikan DeepSeek, Liang sempat berkarier di dunia keuangan. Pada 2015, ia turut mendirikan hedge fund kuantitatif yang pada 2021 mengelola dana lebih dari 100 miliar yuan. Namun, pada April 2023, ia mengambil langkah besar dengan mengubah fokus dana tersebut ke riset AI, yang menjadi titik awal berdirinya DeepSeek pada Mei 2023.

Keputusan ini terbukti tepat. Dengan dukungan tim terbaik dari universitas ternama di Tiongkok, DeepSeek berkembang pesat dan kini menjadi salah satu perusahaan AI paling berpengaruh di dunia.

Tantangan Global: Isu Keamanan Data dan Serangan Siber

Kesuksesan DeepSeek tak lepas dari berbagai tantangan, terutama terkait keamanan data pengguna. Sejumlah negara mulai mempertanyakan bagaimana DeepSeek mengelola dan mengamankan informasi penggunanya.

Italia, misalnya, telah mengajukan permintaan penjelasan terkait metode pengumpulan data yang dilakukan DeepSeek. Tak hanya itu, Euroconsumers, koalisi kelompok konsumen di Eropa, juga melayangkan keluhan terkait kepatuhan DeepSeek terhadap regulasi perlindungan data Uni Eropa. Hingga kini, belum ada tanggapan resmi dari DeepSeek mengenai hal tersebut.

Selain itu, popularitas DeepSeek yang meroket juga membuatnya menjadi target serangan siber. Perusahaan ini bahkan sempat membatasi pendaftaran pengguna di luar Tiongkok sebagai langkah antisipasi terhadap ancaman keamanan digital.

Masa Depan DeepSeek dan Dominasi AI Tiongkok

Keberhasilan DeepSeek telah membuka mata dunia bahwa inovasi AI tidak lagi hanya berasal dari Silicon Valley, tetapi juga dari Tiongkok. Dengan model AI yang lebih efisien dan ekonomis, DeepSeek berpotensi menggeser dominasi raksasa teknologi Barat dalam industri ini.

Langkah Liang Wenfeng dalam menciptakan AI yang lebih murah, cepat, dan terbuka bagi komunitas global menjadi sinyal bahwa masa depan kecerdasan buatan akan semakin kompetitif. Dengan dukungan penuh dari pemerintah dan komunitas riset Tiongkok, bukan tidak mungkin DeepSeek akan menjadi standar baru dalam industri AI dunia.

Namun, dengan munculnya berbagai pertanyaan terkait privasi dan regulasi data, tantangan DeepSeek ke depan bukan hanya sekadar memenangkan persaingan teknologi, tetapi juga memastikan bahwa inovasi mereka dapat diterima secara global tanpa melanggar kebijakan privasi dan keamanan.

Satu hal yang pasti, Liang Wenfeng dan DeepSeek telah mengubah peta persaingan dunia kecerdasan buatan, menjadikan Tiongkok sebagai salah satu kekuatan utama dalam industri ini.