Restartid.com – Setelah absen sejak 2019, Honor, merek smartphone asal China, kembali meramaikan pasar Indonesia. Langkah ini menjadi langkah strategis mengingat Indonesia adalah pasar besar dengan populasi muda dan ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Honor, yang sebelumnya sub-merek Huawei, kini berstatus independen sejak 2020 dan berambisi memanfaatkan momentum pertumbuhan pasar kelas menengah-premium di Tanah Air. Namun, siapa yang akan paling terdampak oleh kehadirannya?
Strategi Honor di Indonesia
Menurut Justin Li, Presiden Honor South Pacific, perusahaan akan meluncurkan lebih dari 30 produk di tahun 2025. Fokus utama Honor adalah menghadirkan smartphone kelas menengah hingga premium, termasuk ponsel lipat, laptop, dan tablet. Selain itu, lebih dari 10 toko pengalaman (experience store) akan dibuka untuk memberikan akses langsung kepada konsumen.
“Kami sangat yakin dengan potensi pasar Indonesia, terutama segmen premium-menengah yang terus tumbuh seiring dengan daya beli masyarakat,” ujar Li.
Selain memasarkan produk high-end, Honor menargetkan investasi jangka panjang, termasuk memenuhi kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk memastikan keberlanjutan bisnis mereka.
Tantangan di Pasar yang Kompetitif
Kembalinya Honor berarti harus menghadapi persaingan sengit dengan pemain besar seperti Samsung, Oppo, Vivo, dan Xiaomi, yang selama ini mendominasi pasar Indonesia. Selain itu, merek seperti Realme dan ZTE yang aktif di segmen serupa turut menjadi pesaing potensial.
Kenapa segmen ini penting?
- Pasar smartphone kelas menengah-premium terus tumbuh berkat kebutuhan konsumen akan spesifikasi tinggi, meski dengan harga lebih mahal.
- Margin keuntungan lebih besar dibandingkan segmen entry-level.
- Membantu meningkatkan reputasi merek secara global.
Namun, bagi Honor, tantangannya lebih dari sekadar bersaing. Brand ini harus mengambil pelajaran dari pengalaman Apple, yang pada 2024 menghadapi larangan penjualan iPhone 16 di Indonesia akibat kegagalan memenuhi persyaratan konten lokal.
Honor menyatakan telah mengantisipasi hambatan serupa dengan bermitra bersama produsen lokal untuk mematuhi regulasi TKDN yang berlaku sejak 2017.
Efek Pada Pemain Lama di Pasar
Masuknya Honor diperkirakan akan mengubah dinamika pasar smartphone di Indonesia, terutama di segmen premium-menengah. Berikut adalah kemungkinan dampaknya:
- Samsung dan Xiaomi
Sebagai penguasa segmen menengah-premium, Samsung dan Xiaomi berpotensi tergeser jika Honor berhasil menawarkan inovasi produk unggulan, seperti ponsel lipat, dengan harga kompetitif. Statistik dari Malaysia menunjukkan 53% pengguna ponsel lipat Honor sebelumnya adalah pengguna Samsung dan Apple. Tren serupa mungkin terjadi di Indonesia. - Oppo dan Vivo
Kedua merek ini memiliki kekuatan besar di Indonesia, seperti terlihat dari laporan Canalys Q3 2024, yang menempatkan Oppo di puncak pangsa pasar dengan 22%, menggeser Xiaomi (19%). Honor perlu strategi diferensiasi untuk bersaing dengan mereka, khususnya dalam menghadirkan teknologi baru dan desain yang menarik. - Pemain Baru: Transsion dan Realme
Transsion, induk dari Infinix, Itel, dan Tecno, kini menguasai 18% pasar Indonesia. Dengan posisi ini, Honor tidak hanya bersaing di level atas tetapi juga menghadapi kompetisi kuat dari Transsion di segmen harga menengah bawah.
Kondisi Pasar yang Mendukung
Pemulihan pasar smartphone Indonesia menjadi faktor positif bagi ekspansi Honor. Berdasarkan laporan Counterpoint Research, pengiriman smartphone pada Q3 2024 naik 4% dibandingkan periode yang sama di 2023. Pertumbuhan ini didorong oleh permintaan yang tertahan selama pandemi Covid-19 dan pertumbuhan ekonomi yang stabil.
Namun, data Canalys memberikan perspektif berbeda terkait pangsa pasar:
- Oppo: 22% (posisi pertama, naik dari Q2 2024).
- Xiaomi: 19% (posisi kedua).
- Transsion: 18% (melompat ke posisi ketiga).
- Samsung dan Vivo: 16% (bersaing ketat di posisi keempat dan kelima).
Dalam konteks ini, kehadiran Honor akan menambah persaingan di antara pemain utama yang sudah menguasai segmen ini.
Kesimpulan: Siapa yang Paling Terdampak?
Kembalinya Honor di Indonesia kemungkinan besar akan memberi tekanan pada merek seperti Xiaomi, Oppo, dan Samsung, terutama di segmen premium-menengah. Inovasi teknologi seperti ponsel lipat dan fokus pada regulasi lokal dapat menjadi keunggulan kompetitif Honor.
Namun, tantangan terbesar Honor adalah meyakinkan konsumen untuk mencoba merek mereka di tengah dominasi pemain lama. Dengan langkah strategis, kehadiran toko pengalaman dan portofolio produk yang diperluas, Honor berpeluang menciptakan dampak signifikan di pasar Indonesia.
Bagi konsumen, kembalinya Honor memberikan lebih banyak pilihan perangkat inovatif dengan teknologi terkini. Bagi industri, ini menjadi momentum positif untuk terus mendorong persaingan sehat dan perkembangan teknologi di Indonesia. Bagaimana kiprah Honor di pasar lokal? Waktu yang akan menjawab.