Restartid.com – Upaya Elon Musk untuk mengambil alih OpenAI memasuki babak baru dengan tawaran akuisisi senilai $97,4 miliar. Konsorsium yang dipimpin oleh perusahaan miliknya, xAI, secara resmi mengajukan dokumen pembelian kepada Pengadilan Distrik AS di California Utara pada Rabu, 12 Februari 2025. Langkah ini semakin mempertegas ketegangan yang telah lama terjadi antara Musk dan CEO OpenAI, Sam Altman, yang sebelumnya merupakan rekan pendiri OpenAI.
Pengamat industri teknologi dan ekonomi melihat bahwa tawaran Musk ini lebih dari sekadar transaksi bisnis—ini adalah pertarungan ideologi antara dua tokoh besar di dunia kecerdasan buatan (AI). Musk telah lama mengkritik pergeseran OpenAI dari organisasi nirlaba menjadi perusahaan yang mengejar keuntungan. Bahkan, dia telah menggugat OpenAI karena dianggap melanggar prinsip awalnya.
Namun, pengacara OpenAI, Andy Nussbaum, menegaskan bahwa OpenAI tidak untuk dijual, dan tawaran dari Musk tidak memberikan nilai yang jelas bagi bagian nirlaba dari perusahaan tersebut. Sementara itu, para analis juga berspekulasi bahwa tawaran ini bisa menjadi strategi Musk untuk menekan Altman agar membayar lebih mahal jika ingin mempertahankan OpenAI.
Dokumen penawaran yang diajukan ke pengadilan memuat lima poin utama yang menjadi sorotan:
1. Batas Waktu Penawaran
Tawaran Elon Musk kepada OpenAI diberikan dengan tenggat waktu hingga 10 Mei 2025. Artinya, dalam waktu kurang dari tiga bulan, OpenAI harus memutuskan apakah akan menerima atau menolak tawaran tersebut.
Namun, ada beberapa skenario yang dapat terjadi sebelum tenggat waktu ini:
- Jika kedua belah pihak mencapai kesepakatan sebelum batas waktu, negosiasi bisa dihentikan lebih awal.
- OpenAI bisa saja menolak tawaran Musk secara tertulis, yang akan langsung membatalkan proses akuisisi.
Menariknya, sebelum dokumen ini diajukan ke pengadilan, Sam Altman sempat menyatakan penolakannya melalui platform X (dulu Twitter). Tidak hanya itu, ia malah menawarkan untuk membeli X, yang merupakan perusahaan media sosial milik Musk. Tindakan ini menambah panas rivalitas antara kedua tokoh teknologi tersebut.
2. Pembayaran Tunai
Dana $97,4 miliar yang ditawarkan bukan hanya berasal dari Elon Musk secara pribadi. Sebuah konsorsium pemodal yang bekerja sama dengan Musk telah bersiap untuk mendanai pembelian ini, dan jika akuisisi berhasil, OpenAI akan dibayar secara tunai.
Hal ini menarik karena berbeda dengan strategi akuisisi Twitter oleh Musk pada 2022. Saat itu, Musk menggunakan utang senilai $13 miliar dari bank, yang akhirnya membebani keuangan Twitter (sekarang X). Kali ini, Musk tampaknya ingin menghindari beban utang dengan menggunakan dana tunai dari investor.
3. Akses ke Data Sensitif OpenAI
Sebelum menyelesaikan transaksi, Musk dan konsorsiumnya ingin melakukan audit menyeluruh terhadap OpenAI. Ini termasuk:
- Catatan keuangan OpenAI
- Aset dan teknologi yang dimiliki
- Struktur personel dan kontrak kerja
Permintaan ini wajar dalam proses akuisisi, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran besar. OpenAI memiliki teknologi AI yang sangat canggih, dan memberikan akses ke Musk sebelum akuisisi selesai dapat menjadi risiko besar bagi perusahaan.
Lebih lanjut, jika hasil investigasi ini tidak sesuai dengan harapan Musk, maka ia bisa membatalkan penawarannya dengan alasan bahwa kondisi OpenAI tidak sejalan dengan harapannya.
4. Kontroversi dengan Gugatan Elon Musk
Sikap Musk terhadap OpenAI dinilai tidak konsisten. Pada awal 2024, Musk mengajukan gugatan hukum terhadap OpenAI karena organisasi tersebut bertransformasi menjadi perusahaan yang mengejar profit. Musk berargumen bahwa OpenAI seharusnya tetap beroperasi sebagai organisasi nirlaba, sesuai dengan visi awalnya saat ia mendirikan perusahaan tersebut.
Namun, di sisi lain, tawaran akuisisi ini justru bertentangan dengan gugatan yang ia ajukan. Jika Musk membeli OpenAI, maka ia akan memiliki kendali penuh atas arah perusahaan, termasuk kemungkinan mengubahnya menjadi entitas yang lebih berpihak pada kepentingannya sendiri.
Hal ini membuat OpenAI mencurigai bahwa Musk tidak benar-benar ingin membeli perusahaan tersebut, melainkan hanya ingin mengganggu operasionalnya dan membuatnya kehilangan fokus dalam pengembangan AI.
5. Penawaran Bisa Dibatalkan Jika OpenAI Tetap Nirlaba
Dalam dokumen hukum yang diajukan, tim Musk menyatakan bahwa tawaran akuisisi bisa dibatalkan jika OpenAI berkomitmen untuk tetap menjadi organisasi nirlaba. Dengan kata lain, Musk hanya tertarik untuk membeli OpenAI jika ia dapat mengendalikan arah perusahaan dan menjadikannya lebih terbuka terhadap kepentingan bisnisnya.
Lebih jauh, Musk menegaskan bahwa jika OpenAI benar-benar ingin menjual asetnya, maka organisasi nirlaba tersebut harus menerima nilai pasar wajar. Ini berarti, jika ada tawaran yang lebih tinggi dari pembeli lain, OpenAI tidak bisa langsung menerima tawaran Musk tanpa mempertimbangkan penawaran lainnya.
Masa Depan OpenAI: Apa yang Akan Terjadi Selanjutnya?
Tawaran Elon Musk terhadap OpenAI membawa konsekuensi besar bagi dunia kecerdasan buatan. Jika akuisisi ini berhasil, Musk akan memiliki kendali penuh atas pengembangan teknologi AI yang saat ini dimiliki OpenAI, termasuk model terkenal seperti GPT-4 dan GPT-5.
Namun, dengan respons keras dari Sam Altman dan tim OpenAI, peluang Musk untuk mengambil alih perusahaan ini tampaknya akan menghadapi banyak hambatan hukum dan persaingan strategis.
Pertanyaannya sekarang adalah:
- Apakah OpenAI akan mempertahankan statusnya sebagai organisasi independen?
- Ataukah ini akan menjadi langkah awal bagi Musk untuk mendominasi industri AI?
Satu hal yang pasti, pertarungan Musk dan Altman masih jauh dari kata selesai.