Restartid.com – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali menyoroti rencana akuisisi TikTok di AS dengan menyebut Microsoft sebagai salah satu perusahaan teknologi yang berminat bergabung dalam usaha patungan. Selain Microsoft, Trump juga menyatakan bahwa sudah ada banyak perusahaan lain yang menunjukkan ketertarikan untuk mengambil alih operasional TikTok di Negeri Paman Sam.
Upaya Akuisisi TikTok di Tengah Larangan Pemerintah AS
Sejak lama, TikTok berada dalam tekanan pemerintah AS karena dianggap memiliki risiko keamanan nasional terkait akses data pengguna. Mahkamah Agung AS bahkan telah mensahkan undang-undang yang melarang TikTok beroperasi di Amerika Serikat jika tidak dipisahkan dari perusahaan induknya, ByteDance, yang berbasis di Tiongkok.
Trump, yang sebelumnya menjabat sebagai presiden, sudah menggagas akuisisi ini sejak periode kepemimpinannya. Kini, setelah kembali menjadi figur sentral dalam politik AS, ia semakin aktif dalam mendorong perusahaan-perusahaan teknologi lokal untuk mengambil alih TikTok agar aplikasi ini tetap dapat diakses oleh masyarakat Amerika.
Dalam pernyataannya, Trump tidak menjelaskan secara detail bagaimana Microsoft akan berkontribusi dalam rencana akuisisi ini. Namun, dengan adanya batas waktu hingga 4 April 2025, Trump bersama Microsoft dan perusahaan lainnya memiliki kesempatan untuk merealisasikan usaha patungan tersebut sebelum TikTok benar-benar diblokir di AS.
Microsoft dan Perusahaan Teknologi Lainnya dalam Konsorsium Akuisisi
Selain Microsoft, Trump juga menyebut beberapa perusahaan lain yang berpotensi untuk bergabung dalam pembelian operasional TikTok di AS. Beberapa nama besar yang muncul dalam diskusi ini antara lain:
- Oracle – Perusahaan layanan cloud computing ini saat ini sudah menjadi mitra TikTok dalam mengelola data penggunanya di AS, sehingga memiliki posisi strategis dalam negosiasi.
- Elon Musk – CEO Tesla dan pemilik X (sebelumnya Twitter) ini dikabarkan mendapat restu dari Trump untuk ikut berpartisipasi dalam usaha patungan ini.
- Perplexity AI – Perusahaan teknologi AI ini disebut telah mengajukan proposal revisi yang menandakan keseriusan mereka dalam proses akuisisi.
Selain nama-nama di atas, muncul juga klaim dari CEO Employer.com, Jesse Tinsley, yang menyatakan minatnya untuk membeli TikTok. Bahkan, ia mengklaim telah mengajak MrBeast (Jimmy Donaldson), salah satu kreator konten terbesar di dunia, untuk bergabung dalam konsorsium pembelian. Namun, dua nama terakhir ini tidak masuk dalam daftar perusahaan yang disebut langsung oleh Trump dalam diskusinya.
Batas Waktu dan Tantangan dalam Akuisisi
Trump telah mengeluarkan surat perintah eksekutif yang memberikan waktu 75 hari sejak pelarangan TikTok pada 19 Januari 2025. Ini berarti, Microsoft dan perusahaan lainnya memiliki batas waktu hingga 4 April untuk menyelesaikan kesepakatan dan mengamankan operasional TikTok di AS.
Namun, beberapa tantangan masih membayangi rencana ini:
- Negosiasi dengan ByteDance, karena TikTok masih menjadi salah satu aset digital paling berharga bagi perusahaan asal Tiongkok tersebut.
- Regulasi pemerintah AS, yang menginginkan kepastian bahwa kepemilikan TikTok akan sepenuhnya berada di bawah kendali perusahaan Amerika.
- Persaingan antar perusahaan teknologi, di mana berbagai perusahaan dengan kepentingan berbeda mencoba mendapatkan kendali atas aplikasi media sosial ini.
Kesimpulan: Masa Depan TikTok di AS Masih Belum Pasti
Dengan semakin dekatnya batas waktu yang ditetapkan, pertanyaan besar yang muncul adalah apakah kesepakatan ini benar-benar akan terwujud. Jika tidak ada langkah konkret yang diambil sebelum 4 April, TikTok kemungkinan besar akan menghadapi pemblokiran penuh di AS, kecuali ada keputusan baru dari pemerintah yang memberikan kelonggaran.
Apakah Microsoft dan perusahaan lain akan benar-benar berhasil mengakuisisi TikTok? Ataukah aplikasi ini akan terpaksa hengkang dari salah satu pasar terbesarnya? Jawabannya akan terungkap dalam beberapa bulan mendatang.