Berita  

Bobby Kotick Sebut John Riccitiello sebagai CEO Terburuk di Industri Game, Ini Alasannya!

Bobby Kotick Sebut John Riccitiello sebagai CEO Terburuk di Industri Game, Ini Alasannya!

Restartid.com – Bobby Kotick, mantan CEO Activision Blizzard, kembali menjadi sorotan setelah pernyataannya yang cukup kontroversial. Dalam sebuah wawancara di podcast Grit oleh Kleiner Perkins, Kotick secara blak-blakan menyebut John Riccitiello, mantan CEO Electronic Arts (EA) dan Unity, sebagai CEO terburuk di industri video game.

Pernyataan ini memicu perdebatan di kalangan gamer dan pelaku industri, mengingat Riccitiello pernah memimpin beberapa perusahaan besar dalam dunia game. Lantas, apa alasan Bobby Kotick memberikan label tersebut kepada John Riccitiello?

Kotick Ungkap Ketakutannya dalam Proses Merger Activision-Vivendi Games

Dalam podcast tersebut, Bobby Kotick dan Bing Gordon (mantan CEO EA 1998-2008) membahas berbagai topik bisnis, termasuk proses merger antara Activision dan Vivendi Games pada tahun 2008.

Pada saat itu, terjadi perdebatan sengit mengenai siapa yang akan menjadi CEO dari perusahaan hasil merger. Kotick mengungkapkan bahwa ia dan timnya memiliki kekhawatiran besar jika Bing Gordon, yang baru saja keluar dari EA, mengambil alih posisi kepemimpinan.

Ketakutan itu bahkan begitu besar hingga Kotick mengaku lebih memilih membayar John Riccitiello untuk tetap menjadi CEO selamanya, hanya agar Bing Gordon tidak menguasai perusahaan.

🔥 Bobby Kotick menyebut John Riccitiello sebagai CEO terburuk di industri game.
🔥 Ketakutan terbesar Kotick saat merger Activision-Vivendi adalah Bing Gordon mengambil alih perusahaan.
🔥 Kotick lebih memilih Riccitiello sebagai CEO karena menganggapnya sebagai pilihan terburuk.

Berikut kutipan pernyataan Kotick dalam podcast tersebut:

“Saya mengatakan ini bukan karena Bing sedang duduk di sini. Ketakutan kami adalah Bing bakal menguasai perusahaan. Kami lebih baik membayar Riccitiello untuk tetap menjadi CEO selamanya. Itu karena kami berpikir dia adalah CEO terburuk di video game.”
– Bobby Kotick

Mengapa John Riccitiello Dinilai Sebagai CEO Terburuk?

Meskipun pernyataan Bobby Kotick terdengar sarkastik, rekam jejak kepemimpinan John Riccitiello di industri game memang penuh dengan kontroversi dan kegagalan strategi bisnis. Berikut beberapa alasan yang mungkin mendasari pernyataan Kotick:

1. Kegagalan di Electronic Arts (EA)

John Riccitiello menjabat sebagai CEO EA dari 2007 hingga 2013. Namun, masa kepemimpinannya penuh dengan tantangan dan kritik.

🚨 Gagal mencapai target finansial EA, hingga akhirnya mengundurkan diri pada 2013.
🚨 Banyak keputusan bisnis yang dinilai buruk, seperti strategi monetisasi agresif dalam game.
🚨 EA beberapa kali mendapatkan predikat “Perusahaan Paling Dibenci di Amerika” saat era kepemimpinannya.

2. Keputusan Kontroversial di Unity

Setelah meninggalkan EA, Riccitiello bergabung dengan Unity sebagai CEO. Di bawah kepemimpinannya, Unity banyak melakukan ekspansi dan akuisisi di bidang teknologi digital.

Namun, pada 2023, Riccitiello kembali tersandung skandal besar, yaitu kebijakan menarik biaya lisensi engine Unity bagi developer game. Keputusan ini memicu kemarahan komunitas developer dan akhirnya memaksa Riccitiello untuk mundur dari jabatannya sebagai CEO Unity pada tahun yang sama.

🚨 Menerapkan kebijakan biaya lisensi Unity yang tidak populer dan merugikan developer.
🚨 Mendapat kecaman luas dari industri game akibat kebijakan tersebut.
🚨 Dipaksa mengundurkan diri dari Unity pada 2023.


Kotick Bandingkan EA dan Activision

Dalam podcast tersebut, Bobby Kotick juga membandingkan strategi bisnis antara Activision dan EA. Ia menyatakan bahwa EA pernah beberapa kali mencoba mengakuisisi Activision, tetapi gagal.

Meski demikian, Kotick tetap memuji era kepemimpinan Bing Gordon di EA, yang dianggapnya lebih baik dibanding Riccitiello.

🎮 EA dan Activision memiliki strategi bisnis yang sama, tetapi eksekusinya berbeda.
🎮 Bing Gordon dinilai lebih baik daripada Riccitiello dalam mengelola EA.
🎮 EA pernah berulang kali mencoba membeli Activision, tetapi gagal.