Restartid.com – Pengadilan Tinggi Seoul menolak banding yang diajukan jaksa atas kasus dugaan manipulasi saham dan penipuan akuntansi yang menjerat Kepala Eksekutif Samsung Electronics, Lee Jae-yong. Dengan keputusan ini, Lee dinyatakan bebas dari semua tuduhan, mengakhiri sengketa hukum yang telah berlangsung hampir satu dekade.
Lee sebelumnya dituntut atas dugaan rekayasa merger antara Cheil Industries dan Samsung C&T pada 2015. Jaksa mengklaim merger tersebut bertujuan memperkuat kendali Lee atas kerajaan bisnis Samsung, sekaligus merugikan pemegang saham Samsung C&T. Namun, setelah serangkaian persidangan, hakim menegaskan bahwa tidak ada bukti kuat yang menunjukkan manipulasi saham dalam proses merger.
Perjalanan Hukum Panjang Lee Jae-yong
Kasus yang menyeret Lee Jae-yong ini bermula pada September 2020, saat ia secara resmi didakwa dengan 19 tuntutan hukum, termasuk pelanggaran Undang-Undang Layanan Investasi Keuangan dan Pasar Modal Korea Selatan. Jaksa mendesak hukuman penjara lima tahun serta denda 500 juta won (sekitar Rp 5,6 miliar) bagi pewaris raksasa teknologi tersebut.
Meski demikian, pada tahun 2023, pengadilan tingkat pertama menyatakan Lee tidak bersalah. Tidak puas dengan keputusan itu, jaksa membawa kasus ini ke pengadilan banding. Namun, hakim kembali menolak semua dakwaan terhadap Lee dan menegaskan bahwa proses merger telah sesuai prosedur operasional perusahaan.
Keputusan ini juga menjadi pukulan bagi jaksa, yang telah menghabiskan bertahun-tahun menyelidiki dugaan pelanggaran dalam merger Samsung.
Putusan Hakim: Tidak Ada Bukti Manipulasi Saham
Dalam pembacaan putusan, pengadilan banding menegaskan bahwa merger antara Cheil Industries dan Samsung C&T dilakukan dengan persetujuan kedua belah pihak.
“Sulit untuk menyatakan bahwa merger dilakukan tanpa persetujuan kedua perusahaan, karena keputusan ini diambil melalui pengaturan dan kerja sama antara Samsung C&T, Cheil Industries, dan Kantor Strategi Masa Depan Samsung,” demikian pernyataan hakim yang dikutip dari TechCrunch dan Yonhap News.
Dengan kata lain, pengadilan menilai tidak ada bukti cukup kuat untuk membuktikan bahwa Lee memanfaatkan merger demi kepentingan pribadinya.
Dampak Putusan: Samsung Bisa Bernapas Lega
Keputusan ini menandai berakhirnya kontroversi hukum yang membayangi Samsung selama bertahun-tahun. Bagi perusahaan, ini adalah kabar baik yang bisa membawa stabilitas di tengah persaingan ketat di industri teknologi global.
Sebagai pemimpin de facto Samsung, Lee Jae-yong memiliki peran krusial dalam mengarahkan strategi bisnis perusahaan. Pembebasannya dari kasus ini memungkinkan Samsung untuk lebih fokus pada ekspansi global, inovasi teknologi, dan pengembangan bisnis di sektor semikonduktor, AI, serta perangkat pintar.
Jaksa Masih Pertimbangkan Banding ke Mahkamah Agung
Meskipun kalah di pengadilan banding, jaksa penuntut menyatakan bahwa mereka akan meninjau kembali putusan ini sebelum memutuskan untuk mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung Korea Selatan.
Jika kasus ini dibawa ke Mahkamah Agung, maka pertarungan hukum Lee Jae-yong bisa terus berlanjut. Namun, untuk saat ini, Lee tetap bisa menikmati kebebasannya tanpa ancaman hukum.