Restartid.com – Dalam upaya mematahkan monopoli teknologi yang selama ini didominasi Google, dua mesin pencari asal Eropa, Ecosia dari Jerman dan Qwant dari Prancis, memutuskan untuk bersatu. Mereka menciptakan European Search Perspective (EUSP), indeks pencarian baru yang diharapkan memberi alternatif bagi pengguna internet Eropa. Proyek ini menyoroti pentingnya kedaulatan digital di tengah isu antimonopoli yang sedang dihadapi raksasa teknologi Amerika Serikat.
Latar Belakang dan Ambisi Ecosia-Qwant
Christian Kroll, CEO Ecosia, mengungkapkan kekhawatirannya tentang ketergantungan Eropa pada teknologi dari perusahaan besar Amerika Serikat seperti Google dan Microsoft. Bersama Olivier Abecassis, CEO Qwant, mereka merancang EUSP untuk menciptakan ekosistem pencarian yang lebih mandiri dan ramah lingkungan.
Indeks pencarian ini, yang mulai diuji coba pada akhir 2024 dan diluncurkan resmi tahun ini, memungkinkan hasil pencarian yang lebih terfokus pada nilai-nilai keberlanjutan. Contohnya, opsi perjalanan kereta api akan lebih diutamakan daripada penerbangan, serta opsi belanja yang ramah lingkungan akan mendapatkan prioritas lebih tinggi.
Kroll menegaskan, “Jika suatu saat akses kami ke teknologi AS terputus, Eropa akan mengalami kesulitan besar. Proyek ini adalah langkah awal untuk mematahkan ketergantungan tersebut.”
Dorongan dari Kebijakan Antimonopoli
Proyek EUSP tak lepas dari pengaruh hukum antimonopoli yang menargetkan Google. Pada Agustus 2024, Pengadilan Distrik Columbia di AS memutuskan bahwa Google melanggar undang-undang antimonopoli dengan membayar miliaran dolar untuk mempertahankan dominasinya. Bahkan, Google menghadapi ancaman untuk memecah layanan utamanya seperti browser Chrome dan berbagi data pencarian dengan pesaing.
Di sisi lain, Uni Eropa melalui Digital Markets Act (DMA) yang berlaku sejak 2023, mengharuskan Google berbagi data dengan kompetitor untuk melatih model pencarian baru. Langkah ini memberikan momentum tambahan bagi Ecosia dan Qwant dalam meluncurkan EUSP.
Tantangan Menghadapi Dominasi Pasar Google
Menurut laporan firma analisis web Statcounter, Google saat ini menguasai hampir 90% pasar mesin pencari secara global, sementara pesaing terdekatnya, Bing milik Microsoft, hanya memiliki pangsa pasar di bawah 4%. Dominasi ini semakin menekan pesaing kecil seperti Qwant dan Ecosia yang selama ini mengandalkan teknologi pencarian Bing.
Abecassis mengakui, kenaikan biaya akses Bing pada 2023 menjadi pemicu utama. “Kami harus lebih mandiri agar tidak selalu berada di bawah kendali Big Tech,” ungkapnya.
Melalui EUSP, kedua mesin pencari ini mulai mengelola dan mengurutkan data secara independen, tanpa perlu terikat dengan praktik algoritma Google atau Bing yang cenderung memprioritaskan hasil berbasis komersial.
Solusi Berbasis Keberlanjutan
Selain memperkuat kemandirian digital Eropa, EUSP berfokus pada pencarian yang lebih berorientasi keberlanjutan. Ecosia, yang dikenal sebagai mesin pencari dengan inisiatif penghijauan, secara aktif mengintegrasikan prinsip-prinsip ini ke dalam algoritmanya.
Sebagai contoh, pencarian perjalanan seperti “Amsterdam ke Paris” di Ecosia akan menampilkan widget pilihan kereta api, sedangkan Google biasanya memprioritaskan penerbangan atau perjalanan dengan mobil.
Pemanfaatan Kecerdasan Buatan (AI)
Untuk meningkatkan pengalaman pengguna, Ecosia meluncurkan Ecosia Chat, alat pencarian berbasis teks yang memanfaatkan teknologi generative AI dari ChatGPT. Alat ini membantu pengguna menemukan solusi ramah lingkungan untuk berbagai kebutuhan mereka.
Namun, Jutta Haider, profesor studi informasi di Universitas Borås, Swedia, mengingatkan bahwa penggunaan AI juga memiliki potensi bias, terutama dalam mendorong perilaku konsumtif. Selain itu, model generative AI diketahui membutuhkan daya komputasi tinggi yang berdampak signifikan terhadap emisi karbon.
Menjawab tantangan ini, Ecosia menggunakan energi surya untuk mendukung operasional teknologi AI-nya. Meski demikian, Kroll mengakui adanya peningkatan emisi karbon Ecosia hingga 5% akibat pengembangan fitur AI. Sebagai kompensasi, Ecosia berkomitmen untuk terus berinvestasi dalam solusi hijau, termasuk energi terbarukan dan pertanian regeneratif.
Kesimpulan: Membangun Masa Depan Pencarian Digital
Kehadiran EUSP menjadi langkah penting bagi Ecosia dan Qwant dalam mendobrak dominasi Google, sekaligus menawarkan alternatif mesin pencari yang lebih transparan, mandiri, dan ramah lingkungan. Meski tantangan teknis dan lingkungan tetap ada, proyek ini menandai awal yang menjanjikan untuk masa depan pencarian digital di Eropa.
Bagi pengguna, ini bukan hanya soal mesin pencari baru, tetapi juga kesempatan untuk mendukung sistem yang memprioritaskan keberlanjutan dan kemandirian teknologi lokal. Apakah era baru pencarian digital sedang dimulai? Kita tunggu jawabannya.