Restartid.com – Di era digital yang semakin berkembang pesat, ancaman siber menjadi salah satu tantangan utama bagi industri perbankan. Demi memberikan perlindungan maksimal bagi nasabah, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) terus memperkuat sistem keamanannya dari berbagai serangan siber yang kian kompleks.
Senior Executive Vice President of Strategic Information Technology Group BCA, David Formula, mengungkapkan bahwa tren kejahatan siber terus meningkat seiring dengan meningkatnya ketergantungan masyarakat terhadap teknologi digital, terutama pascapandemi. Sebagai bank yang menangani hampir 100 juta transaksi per hari dari lebih dari 41 juta nasabah, BCA berkomitmen menjaga keamanan setiap transaksi melalui pendekatan people, process, dan technology.
Empat Ancaman Siber yang Mengincar Perbankan
David menjelaskan bahwa serangan siber kini semakin beragam dengan metode yang semakin canggih. Ada empat jenis kejahatan siber utama yang menjadi ancaman bagi sektor perbankan:
- Ransomware – Jenis malware yang mengenkripsi data korban dan meminta tebusan agar data dapat diakses kembali.
- Distributed Denial of Service (DDoS) – Serangan yang membanjiri server dengan lalu lintas data berlebih sehingga sistem menjadi lumpuh.
- Social Engineering (Phishing & Scam) – Metode penipuan yang menargetkan nasabah dengan tujuan mencuri informasi pribadi, seperti password dan data perbankan.
- Malware – Perangkat lunak berbahaya yang bisa mengambil alih akun nasabah setelah diinstal melalui tautan atau aplikasi tidak resmi.
Tiga Pilar Keamanan BCA: People, Process, dan Technology
Untuk mengatasi ancaman ini, BCA menerapkan strategi berbasis people, process, dan technology.
1. People – Tim Ahli Keamanan 24/7
BCA memiliki tim ahli keamanan yang melakukan pemantauan sistem selama 24 jam sehari, 7 hari seminggu. Tim ini bertugas menganalisis pola serangan serta merespons ancaman secara cepat dan proaktif.
2. Process – Standar Keamanan Ketat
BCA mengadopsi standar keamanan tinggi yang mengacu pada regulasi nasional dan standar internasional seperti ISO, NIST, serta best practice global dalam bidang cybersecurity.
3. Technology – Sistem Keamanan Canggih Berbasis AI
Dalam menghadapi serangan siber yang semakin canggih, BCA memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) untuk meningkatkan sistem deteksi dini terhadap potensi ancaman.
Selain itu, BCA juga melakukan kolaborasi dengan regulator dan institusi keuangan lainnya untuk berbagi informasi terkait pelanggaran keamanan terbaru, termasuk daftar IP berbahaya yang bisa menjadi ancaman bagi ekosistem perbankan digital.
Investasi Besar di Bidang IT untuk Perkuat Keamanan
Sebagai bentuk keseriusan dalam meningkatkan keamanan digital, BCA meningkatkan alokasi belanja modal (Capital Expenditure/Capex) di bidang IT sebesar 8% pada tahun 2025. Dana ini akan digunakan untuk pengembangan infrastruktur teknologi terbaru demi menghadirkan layanan perbankan yang lebih aman, andal, dan tepercaya bagi seluruh nasabah.
Social Engineering Jadi Tantangan Utama
Menurut riset dari Oxford, 88% insiden kebocoran data disebabkan oleh human error, termasuk penipuan berbasis social engineering.
Head of Contact Center & Digital Services BCA, Adrianus Wagimin, menegaskan bahwa kejahatan social engineering kini semakin marak dan menjadi salah satu ancaman utama yang dihadapi nasabah.
“Untuk mencegah kejahatan ini, kami secara konsisten mengedepankan edukasi, inovasi, dan kolaborasi,” ujar Adrianus.
Edukasi: Pencegahan Penipuan Digital
BCA terus mengimbau nasabah untuk berhati-hati dalam bertransaksi dan tidak membagikan data pribadi, seperti PIN, password, CVV, dan SMS OTP, kepada pihak mana pun.
Inovasi: Fitur Keamanan Terbaru di BCA Mobile dan myBCA
BCA menghadirkan sejumlah fitur keamanan yang dirancang untuk mencegah modus penipuan, seperti:
- QRIS Customer Presented Mode (CPM) – Fitur yang membantu menghindari penipuan pembayaran dengan QRIS palsu.
- Aplikasi Halo BCA versi 2.4.1 (dirilis awal 2025) yang memungkinkan nasabah melacak status laporan, memperbarui data rekening dan kartu kredit, serta menggunakan Halo BCA Chat untuk berbagai layanan perbankan.
“Melalui Halo BCA Chat, nasabah dapat langsung melakukan permintaan dan pengaduan atas kendala yang dialami,” tambah Adrianus.
Lima Langkah Pencegahan Kejahatan Siber untuk Nasabah
BCA mengimbau seluruh nasabah untuk menerapkan lima langkah penting dalam melindungi diri dari serangan siber:
- Hanya mengunduh aplikasi resmi dari sumber tepercaya seperti Google Play Store dan App Store.
- Rutin memperbarui sistem operasi dan aplikasi agar tetap aman dari celah keamanan terbaru.
- Selalu melakukan verifikasi terhadap pihak yang mengaku sebagai BCA sebelum memberikan informasi apa pun.
- Tidak membagikan data pribadi, termasuk PIN, password, CVV, dan SMS OTP, kepada siapa pun.
- Tidak mengklik tautan mencurigakan yang diterima melalui SMS atau email.
BCA juga mengajak nasabah yang menemukan indikasi penipuan untuk segera melaporkannya melalui contact center HaloBCA di 1500888 atau aplikasi Halo BCA, yang kini dilengkapi fitur telepon gratis tanpa pulsa dan chat banking untuk memberikan layanan yang lebih cepat dan responsif.