Aplikasi Keamanan Siber IC4 Resmi Dirilis, Bisa Deteksi Pesan Penipuan dan Phishing

Aplikasi Keamanan Siber IC4 Resmi Dirilis, Bisa Deteksi Pesan Penipuan dan Phishing

Restartid.com – PT Digital Forensic Indonesia (DFI) resmi meluncurkan IC4 (Indonesia Cyber Crime Combat Center), sebuah platform keamanan siber yang dirancang untuk melindungi masyarakat dari ancaman kejahatan digital yang kian meningkat.

CEO dan Founder IC4, Ruby Alamsyah, mengungkapkan bahwa aplikasi ini hadir sebagai solusi atas maraknya kasus penipuan online yang menyasar pengguna WhatsApp, Telegram, dan platform komunikasi lainnya.

“Platform ini memiliki fitur untuk mengecek pesan penipuan yang diterima di WhatsApp dan Telegram, serta aplikasi pesan singkat lainnya. Pengguna cukup menyalin dan menempelkan teks pesan yang mencurigakan, lalu sistem akan mendeteksi apakah pesan tersebut tergolong penipuan dan apakah sudah terdaftar di database kami,” jelas Ruby di Jakarta, Senin (25/2).

Deteksi Link Phishing dan File Berbahaya

Selain mendeteksi pesan penipuan, IC4 juga memiliki fitur pengecekan tautan (link) untuk memastikan apakah sebuah URL mengarah ke situs phishing atau bukan. Pengguna hanya perlu menyalin tautan yang mencurigakan ke dalam platform IC4 untuk dianalisis.

Tak hanya itu, IC4 juga dapat memeriksa file dan aplikasi berbahaya, termasuk file dalam format PDF atau APK yang sering digunakan dalam modus penipuan. Dengan mengunggah file ke aplikasi IC4, sistem akan langsung mendeteksi apakah file tersebut mengandung malware atau virus.

Cek Legalitas Pinjol dan Nomor Rekening Penipuan

Fitur lain yang ditawarkan oleh IC4 adalah pengecekan legalitas fintech dan pinjaman online (pinjol). Pengguna cukup memasukkan nama fintech yang ingin diperiksa untuk mengetahui apakah layanan tersebut resmi atau ilegal, tanpa perlu mengeceknya langsung di situs otoritas terkait.

IC4 juga memungkinkan pengguna mengecek nomor rekening atau nomor telepon yang dicurigai terlibat dalam kasus penipuan. Jika nomor tersebut pernah dilaporkan dalam kasus sebelumnya, sistem akan memberikan peringatan kepada pengguna.

IC4 Sebagai Pusat Data Kejahatan Siber

IC4 bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) serta Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dalam mengumpulkan data penipuan yang terjadi di masyarakat. Dengan konsep crowdsourcing, platform ini mengumpulkan laporan pengguna untuk mengidentifikasi dan menganalisis tren kejahatan siber.

“IC4 berfungsi sebagai pusat data keamanan siber, di mana masyarakat bisa membaca lesson learned dari kasus-kasus yang telah terjadi, serta mengakses artikel dari para pakar keamanan digital,” tambah Ruby.

Tiga Modus Penipuan Online Paling Marak

Berdasarkan data IC4 selama periode uji coba 2023-2024, terdapat tiga modus penipuan online yang paling sering terjadi di Indonesia:

  1. Penipuan berkedok instansi pemerintah, di mana pelaku mengirimkan link palsu Google Play yang berisi APK berbahaya.
  2. Penipuan phishing link yang mengatasnamakan bantuan sosial (bansos) untuk mencuri data pribadi korban.
  3. Penipuan lowongan pekerjaan, yang menjadi modus paling sering dilaporkan dengan rata-rata tiga kasus per minggu sepanjang 2024.

Indonesia Masih Rawan Kejahatan Siber

Menurut laporan National Cyber Security Index (NCSI), Indonesia berada di peringkat ke-49 dari 179 negara dalam hal keamanan siber. Selama 2024, kasus kejahatan digital terus meningkat seiring dengan pesatnya digitalisasi dan penggunaan internet.

Kasus-kasus yang marak terjadi di Indonesia meliputi pencurian data di marketplace, pembobolan ATM, penyebaran konten provokatif, serta penipuan melalui telepon dan pesan singkat.

IC4: Solusi Keamanan Digital yang Mudah Digunakan

Ruby menegaskan bahwa IC4 dirancang agar mudah digunakan oleh masyarakat luas, dengan proses pengecekan yang hanya memakan waktu kurang dari satu menit.

“Dengan Cek Data di IC4, masyarakat dapat melakukan langkah preventif untuk bertransaksi digital dengan lebih aman. Selain itu, IC4 juga memperkuat sinergi antara masyarakat, pemerintah, dan sektor swasta dalam melawan kejahatan siber,” pungkasnya.

Ruby juga mengungkapkan bahwa IC4 telah dikembangkan selama empat tahun terakhir sebelum akhirnya dirilis secara resmi pada 2025. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa platform hadir sebagai solusi keamanan yang lengkap dan komprehensif.

Dengan semakin meningkatnya ancaman siber, kehadiran IC4 diharapkan dapat membantu masyarakat lebih waspada dan melindungi diri dari berbagai modus penipuan digital yang kian canggih. 🚀