Berita  

Meta Naikkan Gaji Manajer hingga 200% di Tengah Gelombang PHK Karyawan

Meta Naikkan Gaji Manajer hingga 200% di Tengah Gelombang PHK Karyawan

Restartid.com – Meta Platforms Inc. kembali menjadi sorotan setelah memutuskan untuk menaikkan gaji eksekutif hingga 200% dari gaji pokok, meskipun baru saja melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 5% karyawannya secara global. Kebijakan ini menuai berbagai reaksi, terutama karena berbarengan dengan pemangkasan tunjangan karyawan dan penghentian rekrutmen di beberapa posisi.

Gaji Manajer Naik, Ribuan Karyawan Kehilangan Pekerjaan

PHK massal yang dilakukan Meta bukan tanpa alasan. Perusahaan menargetkan karyawan dengan kinerja terendah, sebagai bagian dari upaya efisiensi yang sudah berjalan sejak tahun lalu. Sebelumnya, Meta juga telah memberhentikan 11.000 karyawan dan membekukan 5.000 posisi kosong sebagai bagian dari strategi restrukturisasi.

Di sisi lain, kenaikan gaji bagi manajer justru dianggap perlu oleh perusahaan. Meta menilai gaji eksekutifnya masih jauh tertinggal dibandingkan pesaing di industri teknologi, seperti Google dan Apple. Oleh karena itu, perusahaan menaikkan batas pembayaran bonus eksekutif hingga 200% dari gaji pokok, naik drastis dari batas sebelumnya yang hanya 75%.

Keputusan ini didasarkan pada dokumen yang diajukan Meta ke Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC), di mana perusahaan menyatakan bahwa langkah ini bertujuan untuk memotivasi jajaran eksekutif agar tetap fokus pada prioritas bisnis dan pertumbuhan perusahaan.

Mark Zuckerberg Tak Terpengaruh Kebijakan Kenaikan Gaji

Menariknya, kebijakan kenaikan gaji eksekutif ini tidak berlaku bagi CEO Meta, Mark Zuckerberg. Ia tetap menerima kompensasi berbasis opsi saham, bukan berupa peningkatan gaji pokok atau bonus dalam bentuk tunai.

Keputusan ini dibuat dalam rapat komite dewan direksi Meta pada 13 Februari 2025. Salah satu alasan utama adalah bahwa total kompensasi eksekutif di Meta dianggap lebih rendah dibandingkan perusahaan teknologi lain, sehingga perlu ada penyesuaian agar perusahaan tetap kompetitif dalam mempertahankan talenta terbaik di jajaran kepemimpinan.

Tunjangan Karyawan Dikurangi, Pegawai Diminta Mundur Jika Tak Puas

Di tengah kenaikan gaji eksekutif, Meta justru semakin memperketat kebijakan terhadap karyawan reguler. Beberapa langkah yang diambil antara lain:

  • Pemotongan tunjangan karyawan, termasuk pengurangan opsi saham bagi pegawai.
  • Pemberhentian rekrutmen di berbagai posisi yang sebelumnya direncanakan.
  • Peringatan kepada karyawan yang tidak setuju dengan kebijakan ini agar mengundurkan diri secara sukarela.

Langkah-langkah ini memicu kekecewaan di internal perusahaan, terutama karena Meta sebelumnya dikenal sebagai salah satu perusahaan dengan lingkungan kerja yang menarik.

Kritik dari Ekonom: Berpotensi Merusak Budaya Perusahaan

Keputusan Meta untuk menaikkan gaji eksekutif di tengah gelombang PHK menuai kritik dari para ekonom. Mereka menilai langkah ini bisa merusak budaya kinerja perusahaan, karena menciptakan ketimpangan yang semakin besar antara manajemen dan karyawan biasa.

Selain itu, beberapa analis juga menyoroti sikap Mark Zuckerberg yang dinilai terlalu dekat dengan pemerintahan Donald Trump, yang semakin memperkeruh suasana di internal Meta.

Kebijakan ini pun menimbulkan pertanyaan besar: Apakah Meta benar-benar menuju efisiensi, atau justru semakin memperlebar kesenjangan dalam struktur organisasinya?

Bagaimanapun, keputusan ini menunjukkan bahwa Meta sedang berada dalam fase transisi besar, dengan upaya mempertahankan daya saing sekaligus menjaga kestabilan keuangan di tengah tantangan industri teknologi yang semakin ketat.