Restartid.com – PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) mencatat kerugian sebesar Rp1,29 triliun pada tahun buku 2024, mengalami lonjakan 11 kali lipat dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya merugi Rp108,93 miliar. Dengan kondisi finansial yang memburuk, muncul pertanyaan besar: apakah hal ini akan berdampak pada proses merger antara Smartfren dan XL Axiata (EXCL)?
Lonjakan Kerugian Smartfren: Apa yang Terjadi?
Berdasarkan laporan keuangan teraudit 2024 yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI), kerugian Smartfren semakin membesar akibat:
-
Penurunan Pendapatan Usaha
- 2024: Rp11,41 triliun
- 2023: Rp11,65 triliun (turun 2,06%)
-
Penurunan Pendapatan Jasa Telekomunikasi
- 2024: Rp9,9 triliun
- 2023: Rp10,18 triliun (turun sekitar 2,7%)
-
Turunnya Jasa Interkoneksi
- 2024: Rp259,8 miliar
- 2023: Rp397,8 miliar (penurunan signifikan)
-
Beban Operasional yang Meningkat
- 2024: Rp11,73 triliun
- 2023: Rp11,11 triliun
Dari sisi permodalan, per Desember 2024, aset FREN turun menjadi Rp43,18 triliun, lebih rendah dibandingkan Rp45,04 triliun di akhir 2023. Liabilitas dan ekuitas masing-masing tercatat Rp21,73 triliun dan Rp21,45 triliun.
Smartfren dan XL Axiata Tetap Lanjut Merger?
Meskipun mengalami kerugian besar, rencana merger antara Smartfren dan XL Axiata tetap berjalan. Kedua perusahaan telah menandatangani perjanjian definitif merger pada 10 Desember 2024, dengan proposal aksi merger sudah diajukan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) pada 11 Desember 2024.
Setelah merger, entitas baru yang akan dibentuk adalah PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk (XLSmart). Nilai gabungan pra-sinergi dari merger ini mencapai lebih dari US$6,5 miliar (Rp104 triliun).
Dalam skema merger, XL Axiata akan menjadi entitas yang bertahan, tetap tercatat di BEI, serta menerbitkan saham baru kepada pemegang saham Smartfren dengan rasio penggabungan ekuitas 72:28.
Merger ini diharapkan rampung pada semester I-2025.
Dampak Kerugian Smartfren terhadap Merger
Menurut Oktavianus Audi, Head Customer Literation and Education dari Kiwoom Sekuritas, kerugian besar Smartfren akan berdampak pada kinerja XL Axiata pascamerger.
“Hal ini jelas akan berdampak pada kinerja EXCL pascamerger, pasalnya kinerja FREN yang masih negatif,” ujar Audi kepada Selular (23/2/2025).
Kerugian Smartfren dapat menghambat pertumbuhan laba entitas gabungan, yang berpotensi menyebabkan penurunan dividen bagi pemegang saham XL Axiata. Sebagai informasi, dalam Rapat Pemegang Saham Tahunan 2024, XL Axiata berencana membagikan dividen Rp85 per saham.
Namun, merger ini dinilai sebagai langkah strategis untuk memperkuat posisi EXCL-FREN agar dapat bersaing dengan Telkomsel (TLKM) dan Indosat (ISAT).
“Kami melihat merger ini akan menjaga posisi EXCL-FREN dan memperkecil gap user dan bisnis dengan TLKM dan ISAT,” tambah Audi.
Kesimpulan: Merger Tetap Berjalan, tapi Ada Tantangan
Meskipun Smartfren mengalami kerugian besar, merger dengan XL Axiata masih berada di jalur yang direncanakan. Namun, ada beberapa tantangan yang perlu diperhatikan:
✅ Sinergi XL Axiata dan Smartfren dapat memperkuat daya saing mereka di industri telekomunikasi
✅ Entitas baru (XLSmart) akan memiliki skala ekonomi yang lebih besar untuk menghadapi pesaing utama
❌ Kerugian Smartfren bisa memperlambat pertumbuhan laba dan mengurangi potensi dividen bagi pemegang saham XL Axiata
❌ Kemungkinan besar akan ada tekanan untuk efisiensi dan restrukturisasi pascamerger
Kini, semua mata tertuju pada bagaimana XL Axiata dan Smartfren akan mengelola transisi ini dan memastikan merger ini benar-benar membawa manfaat bagi pemegang saham serta pelanggan mereka.