Berita  

Merger XL Axiata dan Smartfren, Komdigi Berpotensi Menarik Sejumlah Spektrum Frekuensi

Merger XL Axiata dan Smartfren, Komdigi Berpotensi Menarik Sejumlah Spektrum Frekuensi

Restartid.com – Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) berencana untuk menarik sebagian spektrum frekuensi yang dimiliki oleh PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) setelah proses merger keduanya rampung.

“Kemungkinan ada yang dikembalikan (spektrum frekuensinya), tapi kita lihat dulu seperti apa. Kalau pengembalian itu ternyata tidak memiliki value dari sisi frekuensi atau berpotensi menyebabkan kehilangan Biaya Hak Penggunaan (BHP) frekuensi, maka tidak perlu diambil,” ujar Direktur Jenderal (Dirjen) Infrastruktur Digital Komdigi, Wayan Toni Supriyanto, seperti dikutip dari Antara, Senin (24/2/2025).

Sebagai informasi, spektrum frekuensi merupakan aset utama bagi operator telekomunikasi dalam menyediakan layanan seluler, termasuk akses internet cepat dan jaringan 5G. Dengan spektrum yang lebih luas, operator dapat memberikan kualitas layanan yang lebih optimal kepada pelanggan.

Total Spektrum Hasil Merger XL Axiata dan Smartfren

Entitas baru hasil merger yang dinamakan PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk (XLSmart) diperkirakan akan mengoperasikan spektrum frekuensi sebesar 152 MHz untuk melayani sekitar 94,5 juta pelanggan.

🔹 Spektrum frekuensi yang digabungkan:
XL Axiata: 90 MHz
➡ 15 MHz pada pita 900 MHz
➡ 45 MHz pada pita 1800 MHz
➡ 30 MHz pada pita 2100 MHz

Smartfren: 62 MHz
➡ 22 MHz pada pita 850 MHz
➡ 40 MHz pada pita 2300 MHz

Meskipun jumlah spektrum hasil merger ini sudah diketahui, jumlah finalnya masih bisa berubah tergantung evaluasi dari Komdigi.

Jika dibandingkan dengan Indosat Ooredoo Hutchison, hasil merger Indosat-Tri yang memiliki total spektrum 135 MHz, XLSmart memiliki spektrum yang lebih besar (lebih 17 MHz) namun dengan jumlah pelanggan yang lebih sedikit.

Regulasi Spektrum dan Potensi Penyesuaian

Komdigi saat ini masih mengkaji seluruh aspek merger XL Axiata dan Smartfren, termasuk penyesuaian spektrum frekuensi yang mungkin diperlukan setelah penggabungan.

Menurut Wayan, keputusan untuk menarik sebagian spektrum akan mempertimbangkan nilai ekonomis dan teknis dari penggunaan spektrum tersebut.

“Saat ini kami masih mengevaluasi bagaimana pemanfaatan spektrum setelah merger,” ungkapnya.

Sementara itu, di sisi industri, XL Axiata juga telah menyatakan minatnya untuk mengikuti lelang pita frekuensi 1,4 GHz yang direncanakan pemerintah. Hal ini menunjukkan strategi perusahaan untuk terus meningkatkan kapasitas jaringan setelah merger berlangsung.

Proses Merger Ditargetkan Rampung April 2025

Merger antara XL Axiata dan Smartfren saat ini tengah dalam tahap penyelesaian dengan berbagai pihak terkait, termasuk Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Komdigi.

Bos Sinar Mas Group, Franky O. Widjaja, yang juga terlibat dalam merger ini menyatakan bahwa pihaknya optimis merger akan selesai sesuai jadwal pada April 2025.

“Saat ini masih dalam proses, mudah-mudahan bisa selesai sesuai target pada April ini,” kata Franky, Selasa (18/2/2025).

Franky juga menambahkan bahwa merger ini diharapkan membantu meningkatkan efisiensi operasional perusahaan dan memberikan dampak positif bagi kinerja jangka panjang.

“Jika kita melihat pengalaman dari merger di Malaysia dan Thailand, hasilnya cenderung membaik. Saya rasa tren yang sama juga bisa terjadi di Indonesia,” ujarnya.

Kesepakatan Merger Bernilai Rp 104 Triliun

Pada Desember 2024, pemegang saham XL Axiata dan Smartfren telah mencapai kesepakatan merger yang menghasilkan entitas baru bernama XLSmart.

Kesepakatan ini terjadi setelah penandatanganan perjanjian definitif dengan nilai perusahaan pra-sinergi gabungan mencapai Rp 104 triliun atau sekitar 6,5 miliar dolar AS.

Dengan terbentuknya XLSmart, persaingan di industri telekomunikasi Indonesia diprediksi akan semakin ketat, terutama dalam menghadapi pemain besar lainnya seperti Telkomsel dan Indosat Ooredoo Hutchison.

Dampak Merger terhadap Industri Telekomunikasi

Merger antara XL Axiata dan Smartfren ini diyakini akan memberikan berbagai dampak terhadap industri telekomunikasi di Indonesia, di antaranya:

📌 Meningkatkan Efisiensi Operasional
➡ Penggabungan infrastruktur kedua operator memungkinkan penghematan biaya operasional dan investasi jaringan.

📌 Persaingan yang Lebih Sehat
➡ Dengan adanya XLSmart sebagai pesaing baru yang lebih kuat, pasar telekomunikasi Indonesia bisa lebih kompetitif dan inovatif.

📌 Peningkatan Layanan Internet dan 5G
➡ Dengan spektrum yang lebih besar, XLSmart bisa meningkatkan cakupan dan kualitas layanan internet, termasuk mempercepat adopsi jaringan 5G di Indonesia.