Restartid.com – Pendiri dan CEO Nvidia, Jensen Huang, menilai bahwa teknologi AI yang dikembangkan oleh DeepSeek justru membawa dampak positif bagi industri, alih-alih menjadi ancaman bagi bisnis chip Nvidia. Dalam pernyataannya, ia menyebut model penalaran open-source DeepSeek-R1 sebagai inovasi menarik yang dapat mempercepat adopsi kecerdasan buatan (AI).
Huang menanggapi anggapan pasar yang melihat kehadiran R1 sebagai tanda bahwa AI telah mencapai titik efisiensi maksimal, sehingga mengurangi kebutuhan akan komputasi yang selama ini didukung oleh chip Nvidia. Menurutnya, justru sebaliknya—teknologi seperti R1 akan semakin mempercepat pertumbuhan dan penerapan AI secara luas.
“R1 membuktikan bahwa model AI bisa jauh lebih efisien daripada yang diperkirakan sebelumnya. Hal ini tidak menghilangkan kebutuhan akan komputasi, justru sebaliknya—ini mempercepat dan memperluas adopsi AI di berbagai sektor,” ujar Huang, dikutip dari TechCrunch, Minggu (23/2/2025).
DeepSeek-R1 Mendorong Efisiensi, tetapi Tetap Butuh Komputasi Tinggi
Huang menekankan bahwa meskipun DeepSeek-R1 lebih efisien dalam tahap pra-pelatihan (pre-training), tahap pasca-pelatihan atau reasoning tetap memerlukan daya komputasi yang besar. Ia menyebut bahwa proses ini adalah salah satu aspek paling intensif dalam penggunaan AI, dan di sinilah chip Nvidia tetap memiliki peran dominan.
“Persaingan untuk mengembangkan model yang lebih efisien justru akan meningkatkan permintaan akan solusi komputasi canggih. Nvidia tetap menjadi penyedia infrastruktur utama dalam ekosistem ini,” kata Huang.
Selain Huang, CEO OpenAI Sam Altman juga memberikan apresiasi terhadap DeepSeek-R1. Ia menilai model AI asal China tersebut sebagai inovasi yang mengesankan, terutama dalam hal efisiensi biaya. Namun, Altman tetap menegaskan bahwa kekuatan komputasi yang lebih besar adalah kunci untuk mencapai tujuan OpenAI.
“Model R1 dari DeepSeek benar-benar mengesankan, terutama dalam apa yang mereka capai dengan biaya yang sangat rendah,” ujar Altman di platform X.
DeepSeek Jadi Sorotan, Tarik Minat Investor Besar
DeepSeek pertama kali menjadi perhatian global pada Januari 2025 setelah merilis model AI berbiaya rendah yang diklaim mampu menyaingi model AI dari perusahaan-perusahaan Barat. Dalam laporan terbarunya, DeepSeek mengungkapkan bahwa pelatihan model DeepSeek-V3 hanya memerlukan dana kurang dari USD 6 juta dengan memanfaatkan chip Nvidia H800, yang memiliki spesifikasi lebih rendah dibandingkan chip unggulan lainnya.
Sementara itu, DeepSeek-R1 yang dirilis pekan lalu diklaim 20 hingga 50 kali lebih hemat biaya dibandingkan model GPT-4 o1 milik OpenAI, tergantung pada jenis tugas yang dijalankan. Hal ini membuatnya semakin menarik perhatian industri AI global.
Dengan semakin banyaknya permintaan terhadap model kecerdasan buatannya, DeepSeek kini mempertimbangkan untuk mencari pendanaan eksternal guna memperkuat kapasitas dan infrastrukturnya. Mengutip Reuters, Kamis (20/2/2025), startup AI asal China ini telah menarik minat dari berbagai investor besar, termasuk Alibaba, China Investment Corp, dan National Social Security Fund.
Meski mengalami lonjakan permintaan yang pesat, DeepSeek juga menghadapi tantangan besar dalam hal infrastruktur. Perusahaan dilaporkan mengalami pemadaman listrik akibat kebutuhan yang meningkat terhadap chip dan server AI untuk menangani penggunaan yang semakin berkembang.
Untuk terus mendukung pengembangan model AI yang lebih canggih, DeepSeek kini sedang menjajaki opsi pendanaan eksternal guna memastikan keberlanjutan pertumbuhan dan inovasinya di tengah persaingan global di sektor AI.