Berita  

Justin Hotard Ditunjuk sebagai CEO Baru Nokia

Siap Pimpin Transformasi Teknologi AI dan Pusat Data

Justin Hotard Ditunjuk sebagai CEO Baru Nokia
Justin Hotard

Restartid.com – Perusahaan telekomunikasi asal Finlandia, Nokia, resmi mengumumkan pergantian kepemimpinan dengan menunjuk Justin Hotard sebagai CEO baru menggantikan Pekka Lundmark. Hotard, yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Presiden Eksekutif dan Manajer Umum di Intel’s Data Center & AI Group, akan mulai menjalankan tugasnya pada 1 April 2025.

Langkah ini mencerminkan upaya Nokia untuk beradaptasi dengan perubahan industri, terutama di tengah penurunan penjualan peralatan 5G dan pergeseran fokus ke sektor baru seperti kecerdasan buatan (AI) dan pusat data.

Rekam Jejak Justin Hotard: Ahli AI dan Pusat Data

Dalam pernyataannya, Sari Baldauf, Ketua Dewan Nokia, menegaskan bahwa pengalaman Hotard di bidang pusat data dan AI menjadikannya sosok yang tepat untuk memimpin Nokia ke tahap selanjutnya.

“Hotard memiliki rekam jejak yang kuat dalam mempercepat pertumbuhan perusahaan teknologi, dengan keahlian luas di pasar AI dan pusat data—dua area penting bagi pertumbuhan Nokia ke depan,” ujar Baldauf.

Keputusan ini juga mencerminkan pergeseran strategis Nokia yang semakin fokus pada unit Infrastruktur Jaringan, tempat pusat data dan investasi AI menjadi pendorong utama peluang pertumbuhan baru.

Respon Pasar: Saham Nokia Naik 1,6 Persen

Pengumuman pergantian CEO ini langsung mendapat respons positif dari pasar. Pada Senin (10/2) pukul 08.54 GMT (14.24 IST), saham Nokia naik 1,6 persen menjadi €4,7 di Bursa Saham Helsinki, melampaui kenaikan pasar yang hanya 0,45 persen.

Analis dari JPMorgan menyebut perubahan ini sebagai langkah yang tidak terduga. Namun, mereka mengakui bahwa Lundmark telah memainkan peran penting dalam menstabilkan Nokia selama masa jabatannya.

“Mengingat CEO baru telah ditunjuk, tampaknya transisi ini telah berlangsung selama beberapa waktu. Dengan latar belakang Datacentre dan AI dari CEO baru, jelas area mana yang ingin difokuskan Nokia,” tulis JPMorgan dalam catatannya.

Senada dengan itu, analis dari Inderes menilai bahwa peralihan kepemimpinan ini menunjukkan pergeseran fokus Nokia ke sektor infrastruktur jaringan berbasis AI.

Latar Belakang Pergantian CEO dan Performa Nokia

Sebelumnya, muncul laporan bahwa Nokia tengah mencari pemimpin baru untuk mempercepat pertumbuhan perusahaan. Pada September 2024, Financial Times (FT) melaporkan bahwa Nokia telah menunjuk pihak perekrut eksekutif untuk menemukan pengganti Lundmark.

Keputusan ini didorong oleh ketidakpuasan pemegang saham terhadap kinerja Nokia, terutama dalam menghadapi persaingan ketat di industri telekomunikasi dan lemahnya permintaan jaringan selular 5G. Pasalnya, teknologi 5G yang diharapkan bisa mendongkrak pendapatan justru belum memberikan hasil signifikan bagi operator seluler.

Situasi ini memaksa Nokia untuk melakukan efisiensi besar-besaran, termasuk PHK ribuan karyawan di berbagai negara.

Menurut laporan FT, pemegang saham menilai bahwa di bawah kepemimpinan Lundmark, pendapatan Nokia masih lebih rendah dibandingkan 2016—tahun ketika Nokia mengakuisisi Alcatel-Lucent senilai €15,6 miliar.

Namun, Baldauf tetap memberikan apresiasi kepada Lundmark, yang dianggap berhasil membangun kembali kepemimpinan Nokia dalam jaringan radio 5G serta memperkuat posisi perusahaan dalam jaringan inti berbasis cloud dan infrastruktur jaringan.

“Perencanaan transisi ini dimulai ketika Pekka menyatakan ingin mempertimbangkan untuk mundur setelah reposisi bisnis berada pada tahap lebih maju, dan ketika penerus yang tepat telah diidentifikasi,” jelas Baldauf.

Lundmark sendiri akan tetap berperan sebagai penasihat bagi Hotard hingga akhir tahun 2025 untuk memastikan transisi kepemimpinan berjalan lancar.

Transformasi Nokia: Fokus pada AI dan Infrastruktur Jaringan

Di tengah perubahan kepemimpinan, Nokia telah mengambil langkah besar untuk memperkuat posisinya di sektor AI dan pusat data. Pada 2024, perusahaan mengumumkan kesepakatan senilai $2,3 miliar untuk mengakuisisi Infinera, perusahaan jaringan optik berbasis di AS.

Langkah ini diambil guna memanfaatkan pertumbuhan pesat investasi pusat data berbasis AI, yang kini menjadi salah satu fokus utama industri teknologi global.

Di sisi lain, Nokia masih menghadapi tantangan besar di segmen jaringan selularnya. Meski sahamnya naik 27,85 persen sepanjang 2024, valuasi Nokia tetap lebih dari 90 persen di bawah puncaknya pada Juni 2000.

Saat ini, Nokia terbagi menjadi dua unit bisnis utama:

  1. Divisi Infrastruktur Jaringan – Berfokus pada sistem komunikasi, pusat data, server, dan router dengan integrasi AI.
  2. Unit Jaringan Seluler – Mengelola teknologi komunikasi selular, termasuk menara BTS dan layanan 5G.

Masa Depan Nokia di Bawah Kepemimpinan Justin Hotard

Dengan rekam jejak Hotard di bidang AI dan pusat data, Nokia berpotensi memasuki era baru yang lebih berbasis teknologi komputasi canggih. Keputusan untuk menunjuk Hotard sebagai CEO baru menegaskan ambisi Nokia dalam mengukuhkan posisinya sebagai pemain utama dalam infrastruktur jaringan berbasis AI.

Meskipun masih menghadapi tantangan dari kompetitor dan dinamika pasar telekomunikasi, kepemimpinan Hotard diharapkan mampu membawa Nokia ke tingkat pertumbuhan yang lebih baik, terutama dengan pendekatan baru di bidang AI dan pusat data.

Kini, semua mata tertuju pada 1 April 2025, saat Hotard resmi menjabat sebagai CEO Nokia. Akankah ia mampu membalikkan nasib perusahaan dan membawa Nokia kembali ke puncak industri telekomunikasi global? Waktu yang akan menjawab!