Restartid.com – Industri game di tahun 2024 dipenuhi oleh berbagai rilis game Live Service, dengan beberapa di antaranya sukses besar, sementara lainnya mengalami kegagalan. Salah satu yang paling mengecewakan adalah Suicide Squad: Kill the Justice League, game buatan Rocksteady Studios yang justru mendapatkan banyak kritik pedas dari para gamer.
Kini, sebuah laporan mengungkapkan bahwa mantan CEO Warner Bros Games, David Haddad, disebut-sebut sebagai dalang di balik kekacauan yang terjadi dalam pengembangan dan kegagalan game ini. Benarkah demikian?
Suicide Squad: Kill the Justice League Gagal Total, Apa yang Terjadi?
Berdasarkan laporan dari Bloomberg, David Haddad, yang saat itu menjabat sebagai CEO Warner Bros Games, diketahui telah menggelontorkan investasi besar-besaran ke dalam proyek Suicide Squad. Ia begitu yakin bahwa game ini akan menjadi kesuksesan besar dan mampu meraup miliaran dolar dari para pemain.
Namun, realitas berkata lain. Game ini gagal memenuhi ekspektasi, baik dari segi gameplay, respons pemain, maupun keuntungan finansial. Akibatnya, Warner Bros harus menelan kerugian besar, bahkan perusahaan membutuhkan waktu 2-3 tahun untuk kembali menata keuangan mereka.
Kesalahan Fatal Selama Kepemimpinan David Haddad
Selama kepemimpinan Haddad, Warner Bros Games dilanda berbagai masalah internal yang berdampak buruk bagi para developer di bawah naungannya. Beberapa faktor utama yang diduga menyebabkan kegagalan Suicide Squad meliputi:
1. Kurangnya Visi yang Jelas
David Haddad disebut-sebut tidak memiliki visi yang kuat dan jelas dalam mengembangkan strategi jangka panjang untuk game-game Warner Bros. Ini menyebabkan kebingungan di antara tim developer terkait arah dan konsep yang harus mereka kejar.
2. Reorganisasi yang Merugikan Developer
Di bawah kepemimpinan Haddad, terjadi reorganisasi staf besar-besaran, yang menyebabkan:
✔ Banyak waktu terbuang karena tim harus menyesuaikan diri dengan perubahan baru.
✔ Kehilangan staf kunci, termasuk desainer dan programmer berbakat.
✔ Menurunnya reputasi Warner Bros Games di kalangan developer dan pemain.
✔ Kerugian finansial besar, dengan Warner Bros harus mengeluarkan ratusan juta dolar akibat pengelolaan yang buruk.
3. Rocksteady Dipaksa Buat Game Multiplayer Live Service
Salah satu kesalahan terbesar adalah keputusan mengubah Rocksteady Studios—yang dikenal dengan game single-player berkualitas tinggi seperti Batman Arkham—untuk mengembangkan Suicide Squad sebagai game multiplayer Live Service.
Keputusan ini menuai protes besar di dalam tim, bahkan menyebabkan Jamie Walker dan Sefton Hill (pendiri Rocksteady Studios) hengkang dan membentuk studio game mereka sendiri. Meski mendapat kritik internal, Haddad tetap memaksa game ini menjadi Live Service, yang akhirnya berujung pada kegagalan.
Tak hanya Suicide Squad, game lain di bawah naungan Warner Bros seperti Multiversus juga mengalami permasalahan serupa, menunjukkan bahwa kesalahan manajemen ini bukanlah kasus tunggal.
CEO yang Tidak Mengerti Video Game?
Salah satu faktor lain yang menjadi sorotan adalah bahwa David Haddad ternyata bukan seorang gamer.
Beberapa rekan kerjanya menyebutkan bahwa Haddad jarang atau bahkan tidak pernah bermain video game, sehingga membuatnya sulit memahami produk yang sedang dikembangkan. Akibatnya:
❌ Tim developer merasa kesulitan mendiskusikan visi dan desain game dengan atasan mereka.
❌ Banyak keputusan penting terkait game yang tertunda atau diambil secara tidak tepat.
❌ Developer dari WB Games Montreal dan Monolith Productions merasa terjebak dalam ketidakpastian karena harus menunggu keputusan Haddad yang sering tidak jelas.
Salah satu contohnya adalah ketika developer kesulitan mendapatkan keputusan dari Haddad mengenai apakah Warner Bros akan berpartisipasi dalam konferensi E3, sebuah acara penting dalam industri game.
Banyak staf mengeluhkan bahwa proses pengambilan keputusan di bawah kepemimpinan Haddad sangat lamban dan membingungkan, sehingga berdampak negatif terhadap seluruh operasional perusahaan.
Kesimpulan: Benarkah David Haddad Penyebab Kekacauan?
📌 Keputusan strategis yang buruk, investasi besar yang salah sasaran, dan kurangnya pemahaman terhadap industri game membuat kepemimpinan David Haddad di Warner Bros Games penuh dengan masalah.
📌 Keputusannya untuk menjadikan Suicide Squad sebagai game Live Service tanpa memperhitungkan DNA studio Rocksteady menjadi salah satu kesalahan terbesar yang berujung pada kegagalan game tersebut.
📌 Kritik terhadap David Haddad semakin diperkuat dengan fakta bahwa ia bukan seorang gamer, sehingga banyak keputusan yang diambilnya dianggap tidak selaras dengan kebutuhan tim developer.
Kini, dengan Warner Bros harus merombak kembali strategi bisnisnya setelah kegagalan ini, muncul pertanyaan besar: Apakah mereka bisa bangkit dan kembali menghasilkan game berkualitas tinggi di masa depan? 🤔