Berita  

Tren AI di 2025: Anggaran Membengkak, Tapi Perusahaan Tetap Optimis

Tren AI di 2025: Anggaran Membengkak, Tapi Perusahaan Tetap Optimis
Artificial Intelligence (AI)

Restartid.com – Di tengah peningkatan pengeluaran yang signifikan, penggunaan kecerdasan buatan (AI) terus meningkat pada 2025. Laporan terbaru dari IBM Institute for Business Value mengungkapkan bahwa perusahaan ritel dan produk konsumen di seluruh dunia semakin mengadopsi teknologi AI, meski harus mengalokasikan dana yang tidak kecil.

Laporan bertajuk “Embedding AI in Your Brand’s DNA” ini menunjukkan bahwa transformasi berbasis AI bukan lagi sekadar tren, melainkan langkah strategis bagi banyak organisasi. Berikut adalah fakta menarik tentang fenomena ini dan bagaimana AI mulai menjadi elemen penting dalam operasional perusahaan:

Investasi AI yang Masif dan Meluas

Pada tahun 2025, perusahaan ritel dan produk konsumen rata-rata mengalokasikan 3,32% dari pendapatan mereka untuk teknologi AI. Untuk perusahaan dengan valuasi USD1 miliar, investasi ini setara dengan sekitar USD33,2 juta per tahun.

Pendanaan ini difokuskan pada fungsi-fungsi penting seperti:

  • Layanan pelanggan.
  • Operasi rantai pasokan.
  • Perekrutan.
  • Inovasi pemasaran.

Hal ini mencerminkan meluasnya penerapan AI di luar ruang lingkup TI tradisional, memperkuat AI sebagai bagian integral dari strategi bisnis modern.

Adopsi AI Semakin Signifikan

Laporan IBM mencatat lonjakan signifikan dalam penggunaan AI oleh perusahaan:

  • 81% eksekutif mengaku telah menggunakan AI pada tingkat sedang hingga tinggi.
  • Rencana penggunaan AI yang lebih kompleks diproyeksikan meningkat hingga 82% pada 2025, khususnya untuk mendukung perencanaan bisnis terintegrasi.

Kolaborasi antara manusia dan AI juga menjadi sorotan. Sekitar 55% proses bisnis diperkirakan menggabungkan keterlibatan manusia dan AI, sementara hanya 30% yang sepenuhnya otomatis.

Transformasi Ketenagakerjaan: Karyawan Harus Beradaptasi

Perubahan ini membawa dampak signifikan pada tenaga kerja. Laporan menunjukkan:

  • Sebanyak 31% karyawan perlu mempelajari keterampilan baru dalam waktu satu tahun ke depan.
  • Jumlah tersebut meningkat menjadi 45% dalam tiga tahun, seiring perkembangan AI.

Salah satu fokus utama adalah penerapan AI pada layanan pelanggan. Personalisasi berbasis AI diprediksi melonjak hingga 236% dalam 12 bulan mendatang, menunjukkan pentingnya kolaborasi erat antara manusia dan mesin dalam menciptakan pengalaman pelanggan yang unggul.

Investasi pada Ekosistem AI

Investasi perusahaan dalam platform ekosistem AI yang memfasilitasi pertukaran data dan model AI diprediksi tumbuh dari 52% menjadi 89% dalam tiga tahun ke depan. Langkah ini bertujuan untuk:

  • Mempercepat inovasi.
  • Memadukan kemampuan AI dengan mitra bisnis dan teknologi.
  • Meningkatkan efisiensi operasional.

Namun, meski antusiasme tinggi, terdapat kelemahan mencolok dalam hal tata kelola AI. Hanya 25% eksekutif yang rutin meninjau alat-alat pengelolaan risiko seperti bias, transparansi, dan keamanan.

AI Sebagai Pendorong Inovasi

Menurut Roy Kosasih, Presiden Direktur IBM Indonesia, AI telah berkembang menjadi elemen penting untuk produktivitas dan strategi bisnis.
“Perusahaan kini tidak hanya menggunakan AI untuk meningkatkan produktivitas, tetapi juga untuk membangun relevansi merek dan meningkatkan kepercayaan pelanggan,” ujar Roy.

Untuk mendapatkan manfaat maksimal, organisasi di Indonesia disarankan:

  1. Mengevaluasi tata kelola AI guna mengatasi risiko terkait keamanan dan bias data.
  2. Mengintegrasikan fungsi bisnis seperti keuangan, teknologi, dan strategi pemasaran.
  3. Bekerja sama dengan mitra strategis seperti perusahaan teknologi dan startup untuk inovasi lebih cepat.