X dan Bluesky Hadirkan Fitur Video Vertikal, Momentum di Tengah Larangan TikTok

X dan Bluesky Hadirkan Fitur Video Vertikal, Momentum di Tengah Larangan TikTok

Restartid.com – Dua platform media sosial berbasis utasan, X (Twitter) dan Bluesky, resmi meluncurkan fitur video vertikal terbaru. Langkah ini dinilai sebagai strategi “aji mumpung,” memanfaatkan momentum larangan TikTok di sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat. Kedua platform berupaya meraih perhatian pengguna yang sebelumnya menjadikan TikTok sebagai destinasi utama untuk konten video pendek.

Inovasi Baru X: Tab Video untuk Pengalaman Personal

Fitur video vertikal di X, yang disebut sebagai “tab video,” kini tersedia di bilah navigasi bawah aplikasi. Tombol play berbentuk lingkaran memudahkan pengguna untuk mengakses fitur tersebut. Dalam pernyataannya, pihak X menjelaskan bahwa tab video menawarkan feed yang dipersonalisasi, memungkinkan pengguna menemukan konten sesuai minat mereka.

Video yang muncul mencakup beragam topik seperti olahraga, hiburan, hingga berita terkini. Konten ini didasarkan pada tren real-time di X, menjadikan fitur ini tidak hanya sekadar hiburan, tetapi juga alat informasi yang relevan. Fitur ini menunjukkan ambisi X untuk memperkuat posisi mereka sebagai pemain dominan di dunia media sosial, terutama dalam menghadirkan berbagai format konten.

Bluesky: Inovasi Video Vertikal dengan Sentuhan Personal

Sementara itu, Bluesky juga memperkenalkan kemampuan baru yang memanfaatkan format video vertikal. Dalam pengumumannya, platform ini secara terang-terangan mengakui bahwa mereka ingin mengikuti tren konten video yang sedang digandrungi. Pengguna Bluesky dapat menggulir feed secara vertikal untuk melihat video yang sedang tren. Selain itu, mereka dapat memilih feed video berdasarkan hashtag tertentu, menciptakan pengalaman yang lebih personal.

Salah satu contoh hashtag yang disoroti adalah #BookSky, yang mengadopsi popularitas komunitas literasi BookTok dari TikTok. Hashtag ini diharapkan menarik perhatian komunitas pembaca buku untuk terhubung dan berbagi melalui konten video di Bluesky.

Fitur video vertikal ini ditempatkan di bawah tab pencarian dan menampilkan linimasa khusus untuk video. Meski masih dalam tahap pengembangan, pengguna sudah dapat menyesuaikan feed sesuai dengan minat mereka.

Kolaborasi dengan AT Protocol dan Masa Depan Bluesky

Bluesky mengapresiasi peran AT Protocol, teknologi terdesentralisasi yang menjadi dasar pengembangan platform mereka. AT Protocol kini digunakan untuk menciptakan berbagai alternatif berbasis video, seperti Tik.Blue, Skylight.Social, dan Bluescreen.Blue, yang semuanya masih dalam tahap pengembangan awal.

Tujuan besar Bluesky adalah memberikan alternatif yang inovatif di tengah keterbatasan akses terhadap TikTok di beberapa negara, terutama dengan menghadirkan fitur yang memberikan kendali lebih besar kepada penggunanya.

“Aji Mumpung” di Tengah Larangan TikTok

Langkah X dan Bluesky ini jelas menunjukkan upaya keduanya untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan TikTok akibat pembatasan akses di negara-negara tertentu. Pengguna kini memiliki lebih banyak opsi untuk menikmati konten video pendek dalam format vertikal yang sudah menjadi standar modern.

Meski demikian, tantangan masih ada, terutama dalam menciptakan komunitas yang solid dan mendukung adopsi massal. Keunggulan TikTok bukan hanya pada fitur, tetapi juga kekuatan ekosistemnya, seperti algoritma yang sangat presisi dan basis kreator yang besar.

Penyesuaian Strategis dan Respons Industri

Dengan pengumuman ini, X dan Bluesky menunjukkan komitmen untuk terus berinovasi seiring berkembangnya kebutuhan pengguna. Format video vertikal dianggap tidak hanya menarik bagi pengguna, tetapi juga memberikan peluang bagi platform untuk meningkatkan monetisasi, baik melalui iklan maupun kemitraan strategis.

Bagi pengguna, hadirnya alternatif seperti X dan Bluesky memberikan lebih banyak pilihan untuk menikmati konten yang relevan dan menarik. Namun, apakah langkah ini cukup untuk menyaingi dominasi TikTok? Hanya waktu yang akan menjawab. Yang pasti, perubahan ini memperlihatkan bagaimana industri media sosial terus berevolusi menghadapi tantangan dan peluang di era digital.