Berita  

80% Perusahaan Ditekan Kurangi Biaya Keamanan Siber: Solusi atau Ancaman?

80% Perusahaan Ditekan Kurangi Biaya Keamanan Siber: Solusi atau Ancaman?
Ilustrasi keamanan siber

Restartid.com – Di tengah meningkatnya ancaman siber yang semakin canggih, sebagian besar perusahaan kini menghadapi tekanan untuk memangkas anggaran keamanan siber mereka. Hal ini terungkap dalam riset terbaru dari Institute for Business Value (IBV) IBM dan Palo Alto Networks, yang menyoroti tantangan kompleksitas keamanan serta potensi solusi yang dapat meningkatkan efisiensi tanpa mengorbankan proteksi.

Laporan ini mengungkap fakta mengejutkan: 80% perusahaan merasa tertekan untuk mengurangi biaya keamanan, sementara 52% eksekutif mengakui bahwa kompleksitas solusi keamanan justru menghambat inovasi dan respons terhadap ancaman siber.

Dalam kondisi ini, pendekatan berbasis platformisasi muncul sebagai solusi potensial, dengan klaim mampu meningkatkan efektivitas keamanan, menekan biaya operasional, dan mendorong pertumbuhan bisnis. Namun, apakah solusi ini benar-benar efektif, ataukah justru membuka celah keamanan yang lebih besar?

Kompleksitas Keamanan Siber: Tantangan Nyata yang Harus Dihadapi

Transformasi digital telah memperluas keterhubungan antar sistem, tetapi di sisi lain, juga membuka lebih banyak celah bagi serangan siber. Saat ini, organisasi mengelola rata-rata 83 solusi keamanan yang berbeda dari 29 vendor, menciptakan sistem yang terlalu kompleks untuk dikendalikan secara efisien.

Akibatnya, banyak perusahaan justru mengalami inefisiensi dalam mengelola keamanan siber, yang berdampak pada:
Waktu respons yang lambat terhadap ancaman.
Kehilangan pendapatan hingga 5% per tahun akibat serangan siber dan kegagalan sistem keamanan.
Kendala dalam transformasi digital, karena sistem keamanan yang terlalu rumit memperlambat inovasi dan implementasi teknologi baru.

Bagi perusahaan besar dengan pendapatan tahunan USD 20 miliar, kerugian akibat kompleksitas keamanan ini dapat mencapai USD 1 miliar per tahun. Ini belum termasuk dampak jangka panjang seperti hilangnya produktivitas, kepercayaan pelanggan, hingga kerusakan reputasi akibat insiden keamanan yang tidak tertangani dengan baik.

Tekanan untuk Mengurangi Biaya Keamanan Siber

Salah satu tantangan terbesar bagi perusahaan saat ini adalah bagaimana memastikan keamanan tetap optimal meskipun menghadapi keterbatasan anggaran.

Hasil survei mengungkapkan bahwa:
🔴 80% perusahaan ditekan untuk mengurangi anggaran keamanan siber.
🔴 41% eksekutif menyatakan bahwa fragmentasi solusi keamanan justru meningkatkan biaya pengadaan.
🔴 4 dari 5 perusahaan yang belum menerapkan platformisasi merasa kewalahan menghadapi ancaman siber.

Ini menjadi dilema bagi para eksekutif di bidang keamanan siber, yang harus menyeimbangkan antara efektivitas perlindungan dan efisiensi operasional.

Menurut Mark Hughes, Global Managing Partner for Cybersecurity Services IBM, organisasi saat ini harus menghadapi tantangan ganda: memperbarui sistem keamanan agar tetap relevan terhadap ancaman terbaru, sekaligus mengurangi kompleksitas dan biaya operasional.

Sementara itu, Karim Temsamani, President of Next Generation Security di Palo Alto Networks, menekankan bahwa di era AI ini, kemitraan yang solid dan pendekatan platformisasi menjadi lebih krusial dari sebelumnya untuk menciptakan hasil yang lebih baik bagi organisasi.

Platformisasi: Solusi Efektif atau Risiko Baru?

Dalam laporan ini, pendekatan platformisasi disebut sebagai solusi yang mampu meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya tanpa mengorbankan keamanan.

Apa itu platformisasi dalam keamanan siber?
Platformisasi adalah pendekatan yang mengintegrasikan berbagai solusi keamanan ke dalam satu platform terpadu, sehingga perusahaan tidak perlu mengelola banyak alat keamanan dari vendor yang berbeda.

Keunggulan pendekatan ini, menurut laporan IBM dan Palo Alto Networks, antara lain:
Visibilitas penuh terhadap potensi ancaman dan kerentanan.
Rata-rata waktu deteksi (MTTD) lebih cepat, yakni 72 hari lebih singkat dibandingkan sistem non-platform.
Rata-rata waktu penyelesaian insiden (MTTC) berkurang hingga 84 hari.
Menurunkan biaya operasional dengan mengurangi kebutuhan akan berbagai vendor keamanan.

Namun, ada beberapa potensi risiko dari pendekatan ini:
Ketergantungan pada satu penyedia platform dapat menjadi kelemahan jika terjadi kegagalan sistem.
Kurangnya fleksibilitas dalam menyesuaikan solusi dengan kebutuhan spesifik perusahaan.
Ancaman keamanan lebih besar jika sistem utama diretas, karena semua layanan keamanan terintegrasi dalam satu platform.

Bagi perusahaan yang ingin mengadopsi pendekatan ini, sangat penting untuk memilih platform yang memiliki ketahanan tinggi, didukung teknologi AI yang canggih, serta terus diperbarui terhadap ancaman terbaru.